Selasa, 21 April 2015

Kita Dimata Semesta

Sudah malam. Dan sore tadi semesta mempertemukan kita. Diantara penghuni semesta lainnya, ternyata mereka masih membicarakan kita. Tentang rasa antara aku dan kamu. Bagi mereka kita masih ya? Padahal sudah hanyut terbawa hujan dimusim ini.
Tak apa, aku baik baik saja jika bagimu aku adalah hampa. Mungkin aku memang pengabur suasana dalam abu-abumu. Tak apa aku membiarkan penghuni semesta mempercayai bahwa kita tetap kita. Dengan segala perjuangan yang pernah mereka saksikan dulu. Tak apa, biarkan mereka tetap tersenyum dan menggoda kita, aku turut bahagia. Meski diatas dusta yang kau sembunyikan.
Bagi semesta, kita adalah kita yang berjuang ditanah egoisme diri. Kita adalah kita dalam ikatan saling yang tak pernah disadari. Kita adalah kita yang tak akan bisa sama. Jika kita bersama kelak, kita memang tak akan pernah sama. Kita adalah kita secuil perubahan, semesta sebagai penuntun.

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com