Jumat, 27 Februari 2015

Menikmati Hujan

Sesekali, datangnya hujan sebaiknya kita nikmati.
Seperti aku, siang ini, menikmati hadirnya.
Aku duduk menghabiskan hampir setengah jam menghirup aroma air diudara.
Tersenyum melihat orang orang riuh lantang menyiapkan diri saar tetesan air pertama turun.
Aromanya sesegar datangmu dipagi kala itu.
Mengaburkan lelah.
Menyejukkan siang.

Kamis, 26 Februari 2015

Tak perlu lagi



Saat semuanya bebeda,

Tak perlu lagi menunggu untuk sekedar menyunggingkan senyum,
Tak perlu lagi mempaskan diri agar sekedar berpapasan,
Tak perlu lagi mempedulikan berlebih,
Tak perlu lagi mengada-ada agar ditolong,
Tak perlu lagi menyisakan padahal tak ada kesempatan,
Tak perlu lagi berbebar berlebih saat ditatap,
Tak perlu lagi menanti jawaban dari pesan singkat,
Tak perlu lagi mengetuk hati yang terkunci rapat.

Jika ia masih tertinggal di dalam sana,
Biarkanlah.
Tak perlu kau siram lagi agar tumbuh.
Biarlah,
Ia kelak akan melayu terbakar masa.

Jika ia tak layu atau tumbuh.
Mungkin ia sedang tertidur, menunggu musim yang tepat.
Maka,
Simpanlah, dalam atmosfer doa.
Selasa, 24 Februari 2015

Tentang Aku: Maaf dan Terima Kasih



Mungkin aneh jika ada yang membaca kalimat kalimat ini tentang deskripsi diriku. Lebih tepatnya tentang penilaian secaca subjektif oleh diri sendiri.
Tentang aku. Bahwa aku memang tidak seperti kebanyakan wanita seumuranku yang lainnya. Jika kamu pernah dekat denganku selama beberapa waktu, mungkin kamu menyadarinya bahwa kadang sering kuucapkan terima kasih dan maaf. Dua kata yang sangat penting dalam hidupku. Jelas maknanya sangat tinggi.
Aku bukan tipikal orang yang pendiam. Aku banyak berbicara. Bahkan kadang terlalu lepas. dari kata kata yang begitu lepas itu, sering terlontar nasihat, amarah atau sejenisnya yang tujuannya untuk mengingatkan satu sama lain. Meskipun aku tak bermaksud menyakiti hati atau perasaan siapapun. Hal itu juga kuperhitungkan terhadap siapa aku bisa bersikap demikian.
Namun kadang aku merasa tidak enak hati sendiri tatkala lama tak bersua, atau terasa ada perubahan sikap sesorang kepadaku, atau apalah itu ̶ terutama mereka yang berinteraksi langsung denganku. Sering pula aku menanyakan hal sensitive tersebut secara to the point meski dengan embel embel pembukaan sedemikian rupa. Atau kadang aku nyeletuk meminta maaf akan sesuatu yang mengganjal dihatiku.
Mereka pasti akan selalu menanyakan, “ada apa kamu”, “mengapa tiba tiba meminta maaf”. Jawabku selalu: “tak apa”. Lantas berlanjut pada ketakutan kehilangan akannya. Ya sesungguhnya aku takut kehilangan mereka. Aku begitu bersyukur ada mereka yang pernah dan masih mengisi hariku. Meski mereka lantas tidak selamanya menetap.
Keanehan akan diriku mungkin akan disebelah matakan oleh orang-orang lain. Ada keyakinan bahwa mereka pasti akan menganggapku remeh atas sikapku yang seolah tak punya harga diri. Bukan kah ini justru nilai bagiku. Dimana pentingnya nilai harga diri jika tak punya hubungan kekeluargaan antar teman atau apalah itu?
Oleh karena itu, hal-hal yang nampak sepele sebenarnya memliki arti penting jika mata kita mau membuka lebih, dan hati ini  mau merasakannya.

#365haribersyukur : Februari

#1 Sabtu adalah nikmat menikmati rumah sepanjang hari. Bertemu dengan kawan lama, keluarga yang sudah lama tak jumpa. Dan senang saat masih diterima dengan baik meskipun lama tak jumpa.
#2 alhamdulillah menjadi bagian dari ini. selamat atas profeciatnya Prof!
#3 waktu luang! :)
#4 Alhamdulillah nikmat Allah :)
#5 Alhamdulillah berbicara singkat
#6 betapa hebatnya ilmu pengetahuan diiringi denganNya ;)
#7 waktu senggang!
#8 alhamdulillah merajut
#9 alhmdulilah
#10 bismillah semoga ada jalan terang :)
#11 yuk bismillah lebih terang..permudah ya ya Allah :')
#12 hujan membuat kami tertahan
#13 alhamdulillah rerempongan
#14 waktu senggang dan badai
#15 jalan jalan sore menikmati pantai
#16 GR
#17 YEAYY Wisudaaaaaahh :D
#18 semoga lancar thesisnya :')
#19 yey ruanganku ketata rapi
#20 potongersteam!
#21 weekand
#22 jjs sist
#23 semoga ada tambahan dana untuk research ini ya Allah o:)
#24 proposal done :) let it be revised
#25 alhamdulillah
#26 bismillah lancar
#27 alhamdulillah bisa berbagi cerita. Tertawa terbahak. Dan alhamdulillah nikmat tiada tara atas banyak teman meski tiada berpasang :')
#28 jalanjalan lagi :D
Senin, 23 Februari 2015

Hujan


Saat hari-hari bergulir tanpa kata yang bergeming. Terselip pertanyaan yang ingin kulontarkan. Mungkin, aku pasti akan menanyakanmu bertubi-tubi, menjatuhi padamu seperti tetesan hujan. Dan kamu, pasti akan terdiam bahkan syaraf mata pun enggan bergerak. Seolah tertegun atas hujan tanya yang tak bisa kamu hindari.
Beruntunglah, Tuhan menghadirkan tadah menampung jawabmu. Jawabannya bukan darimu. Jawaban yang mewakilimu. Tuhan Maha Penyayang. Ia tak membiarkanku menunggu bibirmu bergerak. Ia begitu tahu betapa menyedihkan menghujani arang, yang hitamnya tak akan luntur terbawa air. Ia juga tahu bahwa sesungguhnya hujan ini begitu menyegarkan bagi lahan tandus yang sejatiNya sedang Ia persiapkan.
Hujan yang lebat kadang membawa angin, hingga tercipta badai. Memporak porandakan alam. Tapi selalu, penyejuk datang. Langit biru terpampang. Awan berarak. Hingga tercipta pelangi.

Sabtu, 21 Februari 2015

Malam Minggu


21 Febuari 2015. Hari ini ada konser Sheila on 7 dan Tulus. Sayang ga bisa nonton karena kehabisan tiket. Padahal pengen banget nonton untuk meluapkan emosi. Pasti seru banget Padahal juga udah ngerencanain dari lama. Ada yang ngajakin aja sampe aku PHPin. Ah mungkin kualat.
Jadi, sabtu ini selo banget. Menikmati hari libur dirumah. Merumahkan diri kurasa. Karena weekdays hampir memaksaku diluar bahkan sampai petang. Kegiatannya ada ada saja. Tapi yang paling penting adalah kumpul bersama teman dan sabahat.
Okay. Malam ini cukup membuatku tersenyum. Lebar. Dan bahagia terselip. Kala aku membaca tulisan tumblr Kurniawan Gunadi. Siang tadi aku juga dikirimi link akun tumblr yang cukup bagus untuk jadi bacaan.
Malam ini pula, sebuah pertanyaan terlontar.
"Pacarmu orang mana dek?"
"Hahaha. Gak punya pacar Mbak. Cariin sih.."
Menjawab pertanyaannya cukup melegakan. Bahkan tak ada sesak didada. Mungkin ini efek dari mengikhlaskan banyak hal. Ah. Leganya. Begitu menyenangkan.
Oiya, buat kamu rahasiaku, selamat malam ya. Semoga malam minggumu menyenangkan. Semoga rintitan doa mengarahkan kita pada petunjuk agar kita segera dipertemukan..
:)

With love,
Your half-soul

Kamis, 19 Februari 2015

Selamat Y

Ada yang datang mengusik dipagi hari.
Bercerita dengan penuh semangat.
Terdengar bahagia mencuat.
Terdengar balasan datar seolah dibuat buat.
Bahagia kah?
Mungkin hanya untukmu.
Oh kusumbang sedikit untukmu.
Tersenyumlah selebar pikiranmu.
Jangan tertunduk meratapiku.
Bahagiaku sudah tanpamu.
Semoga semesta merestui.
Hingga karbondioksida terakhir yang dihepaskan.

Minggu, 15 Februari 2015

Rasa

Sebuah rasa yang tak bertuan.
Ia ingin sekali pulang.
Ia ingin juga diakui sang tuan.
Berharap berlabuh.
Karena terasa lelah mengetuk pintu tuan.
Mengiba pada angin.
Yang hanya mengarahkan pada rindu.
Jika lusa tak jua bertuan.
Ia sirna.
Terhempas jalanan.
Dengan jejak langkah gontai.
Diatas tanah bertuliskan:
Tuan, tidakkah kau sudi membuka segala indramu agar aku bisa membaur?
Hening.
Nanar.
Lalu pupus tersapu masa.

Rabu, 11 Februari 2015

Hati hati ya

Jika ada yang mendadak bertanya tentang hidupnya dan cukup spesifik, berhati hatilah. Karena orang tidak sebijak itu dalam mengolah informasi. Bukan bermaksud untuk menutupi atau meyembunyikan perilah tersebut. Tetapi menyamarkan isu jauh lebih baik. Meski pada akhirnya isu akan menyebar dengan caranya sendiri dan berkembang dari prasangka banyak manusia.
Sesungguhnya tidak lah mengenakan mengusik terlalu dalam tentang kehidupan seseorang. Balikkan saja, jika kita sedang berada dalam posisinya, apakah menyenangkan diperlakukan seperti itu. Jika mereka yang bersikap seperti itu adalah orang orang yang menyuplai sebuah kehidupan, tentu mereka patut dipertimbangkan.
Jika mereka hanya sebatas tidak tahu diatas keingintahuan yang berlebih, maka jawablah dengan senyum semanis mungkin. Dan jawab dengan kalimat : "Doain aja yang terbaik untuk kita semua".
Atau lebih enak lagi, ketawain aja kali ya. Ha. Ha. Ha.
Malam.

Kamu yang kepo :)

Senin, 09 Februari 2015

Don't Worry

Jika dada sesak akan sesuatu yang tak jelas, maka sering kali air ingin keluar dari mata. Berharap pada air mata yang bisa meringankan sesak ini. Namun, sudah menjadi satu kesalahan besar jika berharap pada air mata dari diri sendiri. Bukankah lebih baik berharap padaNya. Jelas hanya Ia yang mampu redakan lara. Beberapa pengobat bisa saja dijalankan, seperti mendengarkan musik yang berdentum riang, makan chocolate, berdziqir, berkaca, ataupun melakukan perubahan. But, the best healer is your self, about your own suggestion or your mind control. You are so precious. Everything will be pass soon. Remember, Allah is so close that we shouldn't be worry about.


ÙˆَÙ†َØ­ْÙ†ُ Ø£َÙ‚ْرَبُ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ Ù…ِÙ†ْ Ø­َبْÙ„ِ الْÙˆَرِيدِ
 Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya
QS Qoof : 16

Minggu, 08 Februari 2015

Iri, Boleh?

Halo blog. Sedikit bercerita tentang aku dan bebebku yang paling iyuh. Hahaha. Anita kurniawati namanya. Dia setahun lebih tua dari aku. Dia juga sudah menyelesaikan profesinya. Lalu sibuk dengan mbak nana dan hobinya merajut. Aku bisa merajut pun karena didikannya. Keren kan. Hahaha.
Diawal tahun kemarin dia kembali didekatkan denganku setelah kami terpisah karena kesibukan masing masing. Ia juga tahu betul tentang goyahan hatiku. Baik dengan mantanku, mas lampung, hisa, cecep, atau siapapun dia hampir banyak kucurhati. Begitu pula dia banyak bercerita. Diawal tahun itu, kami diantara kegetiran. Dua orang jomblowati koplak yang sering menghibur diri sendiri tatkala tiada pasangan untuk menghabiskan waktu. Sering kami saling mengejek hanya untuk melepaskan gelak tawa. Tapi lebih sering kami merana akan ketidak jelasan hidup tanpa seorang pria yang didamba.
Dia yang kerap mengajariku untuk stay high sebagai seorang cewek. Dia juga yang kerap memarahiku atau mengacuhkanku kala aku galau berlebih. Dia juga yang mengajarku untuk mandiri tanpa perlu seorang yang didamba mendampingi kemanapun. Dia juga yang mengenalkanku dengan teman temannya seolah dia membuktikan bahwa jangan bergantung hanya pada satu orang.
Namun, entah sejak kapan, nasib dia lebih baik. Dia merajut cinta bersama Darma. Tampaknya dia begitu senang. Karena pada akhirnya ada yang ia labuhkan setelah lelah dilanda ketidakjelasan. Dibalik kisahnya dengan Darma, dia banyak menghabiskan waktu berdua. Entah hal besar atau kecil ada atau tidak ada kegiatan, mereka hampir banyak bersama. Jelas tak seperti nita yang dulu mengagungkan kesendiriannya. Semuanya tampak berbeda.
Hingga suatu hari, aku sempat berbicara dengannya perihal ini. Dia pun menyadari itu. Tapi disatu sisi dia pun membuat pagar yang cukup kuat jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Hanya saja aku iri. Iri saat melihat Darma mengikuti nita kemanapun bahkan saat kami dan teman teman lainnya bertemu. Atau saat darmo berjualan mba nana bersama. Atau saat dia menemani ke toko Jolie untuk membeli benang dan menggulungnya untuk nita. Atau saat rumah seperti kapal pecah dia yang membersihkannya. Atau saat kami bersama, darmo pun bisa membaur dengan kami.
Ah betapa irinya hatiku.
Hingga pertanyaanku menyeruat, akankah ada Pria Surgaku bersikap seperti itu? Pasti Sudah disiapkan Allah. Aku percayakan saja.
Beruntungnya aku. Darmo tidak mengambil nita sepenuhnya. Dia masih menyisakan nita untukku, dan kawan kawannya.

With love, xoxo

Sabtu, 07 Februari 2015

Apalah Aku

Saat hari senin, selasa lalu bergulir hingga sabtu. Dan tiada balasan yang ditunggu. Sebagai pengobat rindu, Dia berikan penawar meski hanya melalui mimpi. Tercengang tak percaya lantas kecewa.
Beberapa hari berlalu, memang tidak selamanya sejalan dengan yang diharap. Tapi jika hanya diam yang ada, takutku akan ada topan yang semakin besar mengaburkan suasana diantara aku dan kamu. Lantas ia menjauhkan yang seharusnya dekat. Atau setidaknya biarkan biarkan tetap seperti sediakala. Bukan seperti ini yang aku mau. Jauh sejauh samudra dan daratan. Membisu dari mulut yang bersua.
Jika diam ini hanya ilusi penggambaran tenangnya kita, untuk apa bersikap seperti ini jika memang semuanya baik baik saja. Tapi jika suasana ini keruh, ijinkan aku menyaringnya terlebih dahulu. Jika suatu saat ada kata maaf yang berlebih dariku, kuharap itu bisa mencairkan suasana yang kaku. Jika kamu berprasangka tentang aku, silahkan sesukamu. Maka, itulah aku dimatamu yang hanya berusaha melelehkan hati yang beku. Selamat atas Kamu yang kupandang lebih dari 3 tahun ini.

Kamis, 05 Februari 2015

Sibuklah

Bukankah masih banyak buku yang belum selesai kamu baca?
Bukankah kertas warna warni itu belum selesai dijadikan paper quilled?
Bukankah tulisan dalam hatimu belum sempat kamu tuliskan dalam blogmu?
Bukankah tas rajutanmu belum selesai kamu dijadikan tas?
Bukankah kertas gambarmu masih putih belum terlukis sedikitpun?
Bukankah tanah liat yang kamu simpan masih tetap berbentuk gundukan?
Bukankah masih banyak resep yang ingin kau jadikan makanan?
Bukankah kemampuan berkudamu masih sebatas trout pun belum lancar?
Bukankah caramu berenang masih menggunakan pelampung?
Bukankah banyak hal masih belum kamu selesaikan dengan baik dan benar?
Bukankah hal-hal tersebut adalah kegiatan yang begitu kamu gemari?
Bukankah kamu merindukan hal-hal tersebut kembali berjalan?
Lantas mengapa kamu menyibukkan diri dengan mementingkan banyak hal yang tidak mementingkan dirimu?
Lantas untuk apa kamu mementingkannya jika tidak membuat mu bahagia?
Bukankah hal diatas adalah salah satu jalan kebagianmu?
Bukankah kamu lebih baik menyibukkan dirimu dengan segala galanya, hingga sibukmu akan mengarahkanmu pada ego diri yang lebih baik?
Maka, sibuklah.
Lalu, berhenti terlalu menyibukkan pikiranmu diisi dengan yang tak penting!

#note your self :)

Rabu, 04 Februari 2015

Teruntuk Pria Semesta Alam



Tampaknya ini adalah pertama kali aku menuliskan sesuatu untukmu.
Tak banyak. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih atas segala hal yang tak mungkin ku sebut satu-satu.

Terima kasih yang pertama untuk penerimaan kembaliku pada kalian. Meski segala luka menempel dalam diriku, kau masih sudi menerima kembalinya aku. Membuka segala pintu yang dulu kurasa sulit kubuka. Namun ternyata kau telah membukanya sangat lebar.

Terima kasih yang kedua untuk segala perlindungan yang kau buat demi diriku. Segala rapalan doa yang kau panjatkan demi melindungiku dan justru aku menghancurkannya sendiri. Dan segala pagar betis yang kau upayakan demi mempertahankan kekokohan kerajaan yang kau bangun.

Terima kasih tetap menyanyangiku meski kaku yang kau tunjukkan. Meski tanpa kalimat sayang yang terucap. Meski tanpa sesuatu special yang kau berikan saat aku berulang tahun.

Terima kasih yang mendalam atas kelemahlembutanmu diatas sikap diammu. Atas rasa bertanggungjawab dalam setiap amarahmu. Atas rasa toleransi dalam acuhnya sikapmu.

Terima kasih telah menjadi Pria Semesta Alam yang menunjukkanku bahwa banyak hal yang dulu aku tudingkan salah padamu, adalah kebenaran dimasa kini. Kebenaran yang telah kusebelahmatakan dahulu. Terima kasih untuk selalu ada dan mengajariku meski tersirat. Terima kasih kepadaNya atas anugrah terindah bahwa ada ia, Pria Semesta Alam yang mencintaiku dengan sangat. Semoga akan ada ia yang lain, Pria Surgaku, yang setidaknya bisa bersikap seperti Pria Semesta Alamku.

Selamat berulang tahun. Semoga Allah selalu melindungimu.



With Love,



Your Doughter
Selasa, 03 Februari 2015

entah



Akhir akhir ini begitu melelahkan. Saat banyak hal tak sejalan dengan pikiran, terlebih ia justru jauh dari hati. Sungguh, bukan hal yang menyenangkan apalagi patut dibanggakan.
Beberapa pikiran yang cukup mengganggu keluar masuk relung otak. Sesakkan setiap celahnya. Hingga kadang rasa menyerah terbangun lebih sering dari biasanya. Atau bahkan rasa ingin menghilang ke antah berantah juga lebih kerap muncul.
Jika memang beberapa dari ini adalah bagian dari ujian yang Engkau berikan dan harus dilewati, kumohon kuatkanlah.
Tapi jika apa yang sedang terjadi ini memang harus diloncati, bantulah kami, yang ingin selalu berjalan dijalanmu, untuk bisa mendapat penlontar agar kami bisa loncat sejauh mungkin.
Jika ada penawar sesaat untuk sakit yang merasuk, ijinkanlah kami merasakannya. Agar sesak ini tidak bergulir lebih dalam lalu mematikan kami perlahan.
Tuhan, jika kami memang tak lagi sanggup menghadapi ini, pastikan bahwa kemunduran kami bukan lah menjadi sesuatu yang sia. Dan semoga kami selalu mengingat Engkau.
 

Blog Template by BloggerCandy.com