Kamis, 28 Mei 2015

Dandelion

Pagi di Parompong, kami melangkahkan kaki menuju daratan yang lebih tinggi. Aku asyik dengan kameraku mengabadikan hamparan rumput. Dan mereka memetik sebuah bunga yang kemudian ditiupkan keantah berantah.

Ia hanya berupa batang dengan bunga kepala yang sudah gugur. Kelopak menjadi putih dan justru merekah. Membuatnya tampak lebih besar dari sebelumnya. Tampak rapuh. Kala sentuhan menggoyangnya, kelopak terbang menjauhi pusatnya. Ia bertebaran bebas diudara.

Aku tak menyadari bahwa bunga layu itu adalah dandelion.

Dandelion cantik, dandelion rapuh.

Kala angin menghempasnya, kelopaknya pergi satu per satu. Ia pergi disaat yang tepat. Kepergiannya tak hanya meninggalkan batang seorang diri, tapi ia menebar benihnya dilain tempat. Bahkan, dalam prosesnya terombang-ambing diudara, ia masih tetap tampak cantik dan elegan dengan caranya. Dari satu batang dandelion, ia akan menumbuhkan puluhan dandelion lain. Memberi keindahan lain bagi alam.

Selamat berpetualang terhempas udara, semoga lekas dimantapkan pada lahan yang terbaik agar kau mampu membahagiakan semesta.

dandelion
Selasa, 26 Mei 2015

Parompong !

Sudah Selasa lagi. Setelah kepergian yang sangat mendadak. Katakanlah pelarian saya. Tapi saya tidak lari dari apapun. Hanya saja refeshing sejenak ke Parompong, Bandung. Alhamdulillah Allah sudah mempersiapkan segalanya dengan banyak subjek baru yang begitu welcome. Padahal setelah mengiyakan banyak keraguan yang muncul. Salah satunya: tempat inap.

Dikala ragu menyelimuti hati, saya tetap melangkah menuju stasuin dan berangkat menuju Bandung. Pagi di stasiun Kiara Condong, Bandung disambut langit subuh dan dinginnya udara. Jemputanku, Bima, sudah menungguku. Kami menuju Parompong. Subhanallah dinginnya minta ampun. Masih terlalu pagi untuk melaksanakan sholat subuh. Dan arinya sedingin es yang mencair. 

Kami bertamu dirumah kerabat dari Bima. Usut punya usut, Bima banyak menceritakan tentangku pada mereka. Jadi sesampaiku, pertanyaan yang ditembakkan secara langsung banyak ditanyakan. Aku tersipu malu, meski aku bersykur tak perlu menjelaskan lagi :) Mas Agus namanya, dia soerang pelatih daan empunya Jefe hehe. Dia baik sekali, baru kami kenal, dia langsung memanggilku 'nduk'. Dengan kata itu, membuatku terjaga. Dia juga menyambut kami denganm baik, selayaknya kami saudara yang sudah kenal lama. Aku tersanjung.

Usut punya usut lagi, dia adalah kakak ipar dari seorang teman di skolah lanjutanku. Nah. Allah menjagaku dengan cara-Nya, bukan. Ia telah mempersiapkan seglanya, dikala aku ragu, Allah sungguh baik engan caranya. Aku bersyukur.

Kami menikmati pagi di Parompong dengan hanya berkeliling memandang hamparan hijau rumput, langit biru yang bersih, udara yang segar menusuk dada, dan tentunya kebahagian serta syukur. Banyak kuda yang dilepas berkeliaran kesana kemari tanpa takut akan kedatangan kami. Dan sesekalikami menggangu kegiatan merumputnya. Mereka dibiarkan merumput seseukanya, dan sre hari mereka kembali pulang ke stall masing-masing.

Subhanallah ya :)

 Sore hari, kami berkendara mengunjungi kerabat di UNPAD. Malamnya, kami mampir masjid Raya Bandung. Masjid Mewah sekali dan terkenal dengan halaman rumput sintetisnya. Kala itu malam minggu, dan banyak  keluarga yang menghabsikan malam disana. Jadi, latar kala itu dipenuhi umat manusia yang ingin bersantai di atas rumput sintetits. Sayang aku tidak sempat mengabadikannya. Dan malas juga karena ramai. Kami menyempatkan sholat magrib dan isya disana. Tapi sayangnya masjid yang luasnya 3 kali luas lahannya, tidak banyak orang yang melakukan shoalt tepat waktuu isya. Mereka justru berkumpul dengan canda tawa yang mengganggu sholat kami. Disitu saya merasa sedih. Saya hanya bersykur saja bisa sholat dan sedikit merenung dalam keagungan Allah disitu.

Dan ini hasil foto-foto di jalan KAA
Esoknya, kami nunggang. Yeyay. Ditemani oleh coach yang rada komplak juga. Dia bak foto model. Dia menemani kami sepanjang di Bandung. terima kasih mas Ari, sukses sama tehnya. Ditunggu undangannya.
Aku dan Old Cardo - Bima - alek - mas ari as coach - mas bayu - hamdani


Old Cardo, Kuda Spanyol yang ganteng :3

 Terima kasih Parompong, Bandung. Kamu Aweseome. Sukses buat segala perjuangannya ya, hjangan malas. Mari semangat. See you next trip :))






Minggu, 24 Mei 2015

Obliviate

Adalah lupakan kala aku stuck tak bisa menuliskan banyak hal disini. Rasanya ganjal sekali kala rangkaian kata tak mampu aku ketikan disini. Banyak yang bisa dicurahkan tanpa perlu mengkhawatirkan komentar orang. Tapi berkomentarlah jika memang kau mau. Mungkin ini teguran dariNya, kala aku lupa bercerita denganNya (QS 12 : 36)

Jumat, 22 Mei 2015

Niat Yaa

Selamat sore mentari. Terima kasih tetap berniat menyinari Jogja yang dingin ini.

Mantapkan niat ya. Sekali  lagi niat yang harus dimantapkan. Bukan rasa ingin, tapi niat ya. Bahwa saya baru sadar, ketika niat akan kalah dengan keinginan. Bahwa Ia juga tahu akan kebutuhan manusia-Nya. Bahwa tak selamanya yang diinginkan kita adalah baik untuk kita.

Sering kali kita terjebak dalam maksud hati berbuat kebaikan. Tapi masih ingat kah, maksud hati itu didasari oleh niat atau hanya sekedar mencari pujian sesama. Godaan sangat dekat ya, tak pandang bulu.

Sungguh, tak mudah memang menjalankan niat. Hanya Allah sebenarnya yang tahu.

Jika belum bisa diutarakan dalam kata, maka haturkan lewat doa saja. Allah jauh lebih mengerti. Insya Allah akan disimpan dalam toples-toples doamu yang akan diwujudkan setiap saat.

Kepada siapapun yang sedang berjuang, jangan lupa mantapkan niatmu :)
Selamat berakhir pekan.


With Love,

Agustin P
Rabu, 20 Mei 2015

Seuntai Doa

Mungkin aku sedang lelah dan tenggelam dalam kesibukanku. Sampai sampai akhir-akhir ini aku lupa mendoamu. Tapi satu yang selalu kusampaikan padaNya: "semoga Allah membukakan mata, hati, dan pintu batinmu. Jika memang kisahmu kini tidak membuahkan hasil, dengan izinMu semesta akan menyapamu lagi lebih keras."

Berlebihan? Maafkanlah. Ini adalah doa yang sama, yang kupanjatkan beberapa tahun silam. Ia lantas terbang sendiri, bersama kebahagiaannya dimasa kini. Mungkin, hal yang sama akan terjadi pula padamu sa.

....

Ya Allah. Jika saya diberikan amanah, semoga saya bisa menjadi yang fatanah. Izinkan saya tetap sehat.
Jika kesibukan saya menjauhkan saya dengan kerabat, semoga masih tetap hangat tanpa perlu perjumpaan yang lama.
Semoga saya tetap dan selalu dekat dengan Engkau. Dan segala sibuk saya juga hanya berpusat pada Engkau. Dan semoga tak ada embel embel untuk disanjung sesama.
Aamiin

Jumat, 15 Mei 2015

Maka, Terjawablah

Aku masih menikmati tawa kita dengan lantang. Tak peduli saat aku mengumpat, kau hanya tertawa terbahak. Malam yang cerah untuk memulangkan rindu ini padamu.
Tentang titipan salamku pada sesorang adalah bercanda, justru kau berteriak kala dia tiba. Teriakan yang kau tujukan pada orang yang menjadi subjek kita malam ini. Teriakanmu membuatku mengumpat lebih serius.
Derap kakinya menghampiri kami.
Masih seperti dulu. Jantungku terpogoh-pogoh, kakiku mendadak tak berlutut. Aku menyapa sejadinya, karena lidah dan otak ini menjadi kaku karenanya. Dari bibirku hanya keluar kata tak jelas. Dia menjawab sekenanya dengan muka absurdnya. Mukaku masam. Aku tak sampai hati.
Dia berlalu meninggalkan kami. Lalu kau terperangah melihat kepanikkanku. Mukamu menunjukkan rasa bersalah yang dalam. Sedangkan aku masih kikuk. Ada perasaan yang tak tentu kala dia menghampiriku. Dan aku tak bisa menutupi itu. Panikku membuatku mengancammu, dan kau mengiyakan dengan lemas.
Ketakutanku terjawab sudah setelah sekian lama kau penasaran. Bahwa tanpanya aku baik baik saja. Namun, berjumpa dengannya adalah momok bagiku. Maka dengan ini aku tak perlu menjelaskan alasannya lagi bukan. Terima kasih tetap dibelakang terpaku menjaga pandanganmu untukku. Semoga kalian baik baik saja.

Memegang Mimpi

Cerahnya hari kemarin bersama dua wanita seolah mematahkan mimpiku. Kami menghabiskan siang didalam kolam yang biru airnya mendayu-dayu bak kisah hidup kami. Kala kami berteduh, ada kisah kisah yang mengalir. Tiba pada bagianku tentang mimpiku. Aku hanya bercerita tentang mimpiku dan inginku dalam waktu dekat. Segala upaya yang ingin aku lakukan aku curahkan kepada mereka. Namun sayang, mereka mematahkanku. Mereka membuatku ketakutan sejadinya akan masa depan.
Padahal sebelum aku bercerita padanya, aku sudah mantap tentang itu. Padahal dalam benakku, aku hanya ingin melakukan yang terbaik tanpa memusingkan kata kata orang. Padahal dalam anganku sudah kumantapkan tujuanku dan terus berjalan tanpa menengok kanan kiri. Padahal dalam keyakinanku pula, kelak aku akan dipertemukan dengan dia-jodohku dalam perjalananku menggapai mimpiku.
Aku goyah bak daun tertiup angin.
Mereka bak narator hebat mendongengkanku dengan jutaan kisah yang telah terjadi. Kisah kisah yang memberikan pesan tersirat yang secara halus menyuruhku untuk memikirkan ulang tentang mimpiku. Kisah tentang menjadi wanita sendiri yang mementingkan karir memang tidak bisa dipungkiri dan memang masih berkembang dimuka bumi. Tentang wanita yang tangguh dalam karirnya, sehingga membuat lelaki yang tak setara takut mendekat.
Aku mendadak berhenti berpikir.
Sungguh aku tak tahu. Segala mimpi yang ingin aku wujudkan adalah bentuk tanggungjawab terhadap diri sendiri. Setidaknya kita sebagai satu pribadi sebaiknya punya mimpi, kan. Meski kita diciptakan dalam berpasangan. Namun sebelum menjadi bersama, bahwa ini adalah aku tanpa siapapun. Jika kelak ada yang menemani dalam menggapai mimpi, bukankah adalah rezeki dariNya. Dan tentang kehadirannya, tak perlu dikhawatirkan. Bukankan rezeki dariNya sebaiknya kita terima dengan penuh syukur?
Dalam hati kecilku aku percaya, nikmat Allah tak satu pun ada yang dusta. Maka mari berbuat kebaikan, berlandaskan Al-Quran, niatkan padaNya. Semoga kita selalu dalam petunjuknya.
Rabu, 13 Mei 2015

Rupa-rupa

Aku kira kau hanya satu. Namun kau berjuta rupa. Jutaan rupa yang mampu kau suguhkan dengan sempurna kepada banyak pasang mata. Akan tampak sangat menawan jika hanya melihatmu sesaat. Dalam waktu yang lebih lama dapat menyebabkan keterbuaian. Sedang dari kacamataku, perlahan aku mulai melihat wajah aslimu. Aku terbelalak. Ternyata kau begitu. Dugaanku runtuh. Harapku mengendur.

Apakah benar kamu seperti itu? Aku masih tak percaya. Seolah dia mengagungkan dirimu bahwa kau adalah segalanya. Bagian mana ya? Aku penasaran. Bersyukur, masih ada yang membanggamu. Ada dia juga yang menyimpan namamu dalam doa. Ada dia lainnya pula yang berharap atas dirimu. Selamat jika begitu. Ini tanda bahwa rupa rupamu membuahkan hasil. Menyenangkan ya memerankan dirimu. Semoga tidak akan ada lagi yang terjebak, terpaku, sampai tak bisa bangkit, ya :)

Selasa, 12 Mei 2015

Bercerita Mimpi

Pernah kuceritakan mimpiku padamu. Iya mimpi dalam waktu dekat ini yang ingin aku upayakan. Tentang setiap langkah yang sedang aku injak. Tentang setiap proses yang sedang aku matangkan. Tentang angan masa remaja yang harus aku wujudkan. Tentang segala kebaikan yang selalu kami lakukan. Tentang segala upaya yang kami lakukan tanpa bersaing dengan siapapun.

Semua itu aku ceritakan padamu selama satu jam kala air menghujani jalan pulang. Segala mimpi itu mampu kau tanggapi dengan logikamu. Dan malam itu juga, pandanganku terbuka lebih lebar dari sebelumnya. Ada semangat yang membara lebih dari sebelumnya. Iya, ada dirimu yang mengarahkanku.

Satu jam itu membuatku bercerita tentang mimpiku dan kau menjadi pendengar yang sangat baik. Kau juga tampaknya menikmati ceritaku.

Dan untuk pertama kalinya, aku berani bercerita tentang mimpiku pada seseorang yang belum lama kenal. Apakah itu kau? Bahkan aku belum bercerita tentang aku dimasa lalu. Perlukah? Semoga tidak.

The Carnival



Suatu hari terselenggaralah sebuah turnamen, sebutlah The Carnival. Para pesertanya adalah perwakilan terbaik dari masing-masing rumpun besar. Rumpun tersebut terdiri dari Cowboys, Orpington, Silase, Simmental, dan Stalion, serta yang satu lagi yang tertua dan masih berdaya adalah Limousin.

Yang aku tahu tentang  Cowboys, adalah sebuah nama lain. Ada nama-nama sebelumnya juga, yaitu Pegassus. Ada lain lagi adalah Prezwalski. Dari banyak itu, menunjukkan tidak konsistennya kami. Seolah tak pernah sepaham apalagi akur.
Kami berasal dari latar belakang warna yang berbeda, dan sebagian tergabung pada masing-masing warna yang berbeda pula. Kemudian pada pertengahan abad terciptalah komponen warna dominan. Apabila ada yang berjalan secara independen, maka ia adalah pribadi yang tidak tergabung didalam warna besar tersebut.

Sampailah pada saat tertentu, masing-masing dari anggota kami harus berjalan menuju sumber ilhamnya. Kami berjalan diatas keyakinan diri untuk berjuang bagi diri sendiri. Dan dampak lainnya adalah menjadi kebanggan bagi bersama. Beberapa yang menjadi soliter, sangat menjadi kebanggan dengan caranya. Ada mereka yang memanfaatkan otak dengan baik, tenaga, kekuatan fisik, bahkan juga ada yang berani bermain mulut. Semuanya pasti lengkap.

Diujung tahun ini, hampir habis peradaban kami, terutama bagi yang belum bisa menuntaskan kewajibannya. Kami, satu sama lain menyemangati, saling membantu, memberikan masukan, agar tak ada yang salah arah lagi. Tentunya segala yang kami upayakan bertujuan juga untuk membanggakan satu sama lain.
Dan pada akhirnya memang, aku jatuh hati pada klan satu ini. Meski aku terlambat jatuh hati diawal lalu, aku tak menyesal. Tuhan telah memberikan kesempatan hampir 2 tahun terakhir menjadi lebih dekat bersama mereka. Bahwa ternyata dugaan burukku adalah salah. Ternyata mereka adalah lebih dari berbagai warna yang berpadu kala bersama, menjadikannya gradasi yang sangat indah. Alhamdulillah aku bisa menikmati warna-warni dalam hangat kebersamaan keluarga. Aku bangga.




Satu dari tiga Cowbos yang mampu meluncur ke puncak perebutan jawara. Pada malam itu, diselenggarakan perebutan antara Cawboys dan Orpington. Dan ini adalah pertandingan kedua setelah  turnamen di tahun lalu.  Kami kalah masa jika dibandingkan dengan 4 rumpun lainnya. Beberapa dari kami, termasuk mereka yangterbaik, telah melanglang buana berjuang dikehidupan lainnya. Pendukung rumpun Orpington jauh lebih banyak dan menggelegar. Hanya doa dan teriakan yang tak nyaring yang bisa kami lakukan.


Cowboys A dan Cowboys B


Pertandingan berlangsung 2 x 15. Total adalah 30. Babak pertama, pertahanan sangat kuat dari Orpington, meski Cowboys menyerang rumah mereka. Skor adalah 2-0. Babak kedua, lebih sengit. Saat semua memanas dan bersemangat. Orpington mampu memberikan skor 1. Tak ingin kalah, Cowboys menyerang dan membuahkan hasil menjadi 3-1. Kala peluit ditiup panjang, sorai kemenagan dan kebanggan memecah stadio kala itu. Kami menangis bangga. Sungguh perhelatan yang mengharukan dan sangat meneganggkan.

Kemenangan ini menjadikan kemenangan terakhir dari derby ini. Kemenangan ketiga dari 5 derby yang pernah diikuti. Kemenangan ini menjadi kebanggan bagi kami rumpun tertua. Kemenangan yang membawa kami semakin dekat dan hangat dalam ikatan keluarga. Selamat kepada kalian yang telah bermain sangat apik dan telah membanggakan kami. Kami juga bangga memiliki kalian dengan segala rupa warna warninya. Selamat berjuang. Jumpa lagi dikehidupan yang lebih baik dan sukses selalu. Semoga Allah memberikan perlindungan kepada kami.


Pegasus

save the BEST for the LAST
we are THE LAST and THE BEST
Kamis, 07 Mei 2015

Siapa Kamu?



Aku kira kau diam. Namun kau masih sama. Aku tertegun, sembari berusaha mencuri senyummu. Jelas diseberang adalah kamu menatapku. Dan kau pun berusaha mengalihakan padanganmu sebanyak dua kali, ya? Kala itu, aku tak bisa menahan bibirku untuk menggembangkan senyumku padamu. Rasanya sungguh sederhana, bahagia. Menyenangkan ya, kala sapaan singkatmu meluruhkan dugaan burukku padamu. Aku tersenyum, dalam hati bersyukur.

Siapa kamu? Adalah kamu yang tetap menjadi kamu. Dan kamu yang tetap menjadikan aku adalah aku. Biarkan aku dan kamu mengalir apa adanya. Tetap pada pilar egoisme mewujudkan mimpi diri, ya. Biarkan aku dan kamu menjadi selayaknya diri. Sampai disatu hari kita memang sudah disiapkan untuk mengarungi bumi.

 Selamat malam, jaga kesehatan ya :)
 

Blog Template by BloggerCandy.com