Kamis, 28 Mei 2015

Dandelion

Pagi di Parompong, kami melangkahkan kaki menuju daratan yang lebih tinggi. Aku asyik dengan kameraku mengabadikan hamparan rumput. Dan mereka memetik sebuah bunga yang kemudian ditiupkan keantah berantah.

Ia hanya berupa batang dengan bunga kepala yang sudah gugur. Kelopak menjadi putih dan justru merekah. Membuatnya tampak lebih besar dari sebelumnya. Tampak rapuh. Kala sentuhan menggoyangnya, kelopak terbang menjauhi pusatnya. Ia bertebaran bebas diudara.

Aku tak menyadari bahwa bunga layu itu adalah dandelion.

Dandelion cantik, dandelion rapuh.

Kala angin menghempasnya, kelopaknya pergi satu per satu. Ia pergi disaat yang tepat. Kepergiannya tak hanya meninggalkan batang seorang diri, tapi ia menebar benihnya dilain tempat. Bahkan, dalam prosesnya terombang-ambing diudara, ia masih tetap tampak cantik dan elegan dengan caranya. Dari satu batang dandelion, ia akan menumbuhkan puluhan dandelion lain. Memberi keindahan lain bagi alam.

Selamat berpetualang terhempas udara, semoga lekas dimantapkan pada lahan yang terbaik agar kau mampu membahagiakan semesta.

dandelion

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com