Selasa, 31 Maret 2015

Buku: Sejenak Hening



Sebuah buku karya Adjie Silarus dengan judul Sejenak Hening.
Aku tertarik pertama kali sejak melihat sampulnya yang sederhana dan judulnya―bagiku―menarik.
Dan satu kalimat didalamnya yang membuatku tertarik

"Apakah setiap orang di sekitarmu ingin tersenyum saat melihatmu?"

Mengapa aku mengutip bagian ini? Karena satu alasan sederhana, senyum adalah ibadah bagiku. Pada suatu kejadian yang diharapkan, ketika dua manusia saling berpapasan disatu lajur yang sama, yang satu bersiap menyunggingkan senyum sedangkan salah satunya justru menggerakkan bibir sedikitpun, meski mata saling bertemu, maka muncul perasaan aneh tak menentu. Lalu berpikiran yang tidak tidak. Sungguh, aku ― manusia, masih bersikap seburuk ini.

Dari buku ini, aku kembali disadarkan, bahwa kita berhak atas segala macam kebahagian diri kita sendiri. Bahwa sebagai manusia kita berhak untuk hidup bahagia sebagai tujuan hidup. Dalam buku ini pula, ia mengingatkan kita untuk setidaknya menikmati segala sesuatu dengan sungguh-sungguh, meski hal kecil sekalipun. Dan salah satu hal yang cukup mengena adalah bernafas.

Banyak dari kita yang lupa akan hidup, akan diri sendiri. Kita banyak tenggelam dengan kesibukan demi mencapai segala yang kita inginkan. Hingga kita lupa, bahwa kita (masih) hidup dan bernapas dengan normal merupakan anugrah terindah yang Allah berikan.

"Kita menjadi jauh dari ketenangan karena terlalu gelisah akan impian."

Dan satu judul tulisan yang aku sukai: Bermesraan dengan Tuhan.
Judul ini tentang kita yang sering memohon kepadaNya tapi tak kunjung dikabulkan. Sedang ada ia yang kita kira lebih rendah dibawah kita kadar memohon kepada Tuhan justru mendapatkan segala yang ia inginkan dalam waktu yang cepat. Begitu lucu, karena kejadian ini sering terjadi diantara kita.

Tuhan ingin menyangsikan kita begitu taat menghadapNya hanya untuk memohon doa. Mungkin Tuhan tersenyum dan tertawa saat kita begitu kuat berdoa meski sambil terkantuk. Karena Tuhan ingin bertemu kita dalam waktu yang lama lewat doa. Sadarkah, Tuhan ingin berlama bermesraan dengan pujian dalam doa kita.

Ini juga yang aku lakukan. Aku punya Allah SWT, Maha Penyayang Umat, maka aku membiarkan diriku terbenam menceritakan segala keluh kesah ku, segala doa doa untuk mereka dan tampaknya mustahil, dan segala ketidakpastian hidup. Hingga aku lupa, aku punya sahabat yang dulu kerap kucurhati. Aku pasrahkan padaNya.

"Kemudian dipenghujung nanti, apa yang kita dapatkan jauh lebih besar dan indah dari apa yang kita minta dalam dia, pada waktuNya."

Dan beryukurlah atas segala nikmatNya.
Senin, 30 Maret 2015

Jangan Jatuh

Kepada siapa saja
—yang sudang sudi mengunjungi blogku dan membacanya dengan seksama.
Termasuk kepada diriku sendiri.

Jangan jatuh cinta pada tulisanku. Meski kau pandai berenang, aku tak mau kau sampai terhanyut. Setiap orang bisa menulis yang hebat. Siapa saja bisa menjadi seorang—wordsmith kan?
Aku pernah jatuh cinta pada tulisan seseorang. Belakangan aku menyesal. Aku selalu ingin dicintai dengan utuh, tapi aku sendiri sulit untuk mencintai dengan utuh pula. Bagaimana bisa kau bilang cinta saat tak mampu berlaku adil pada perasaanmu sendiri? Cobalah. Coba ingat apa yang membuatmu jatuh cinta sekarang.
Jangan jatuh cinta pada tulisanku. Terlalu banyak yang tidak kau tahu.
Begitulah. Aku pun sedang belajar untuk mencintaimu—seutuhnya.
Mencintai masa lalumu. Masa kinimu. Masa depanmu. Mencintai yang kau miliki dan yang tidak kau miliki. Mencintai yang kau bisa dan yang tidak kau bisa. Mencintai pekerjaanmu. Mencintai keluargamu. Mencintai teman-temanmu. Mencintai mimpi-mimpimu. Mencintai tempat tinggalmu. Mencintaimu saat kau dekat dan saat kau jauh. Mencintaimu saat kau bicara dan saat kau diam. Lalu menghargai, menghargai setiap potong perbedaan yang kita punya. Menghargai keputusan-keputusan yang kau pilih. Menghargaimu tidak hanya sebagai pemimpinku, tetapi juga sebagai temanku.
Jangan jatuh cinta pada tulisanku. Kau tak tahu betapa bahayanya itu.

Hujan itu bagus kalau jatuh.
Kayak bintang kalau jatuh.
Kayak daun kalau jatuh.
Kenapa kita harus takut jatuh?
Semua pasti pernah jatuh.
(Teman Imaji, 2014)
 Jatuhlah!
 Prawitasari, 2015 (dalam akun tumblrnya)
(c) prawitamutia


Berupaya Melalui Doa



Percayakah kau tentang kuatan Tuhan? Sesuatu yang tampaknya tak akan bisa dilihat dengan kedua bola mata, namun kisahnya selalu ada tersurat disetiap perjalanan manusia.
Percayakah kau tentang kekuatan do’a? rapalan beruntun yang tiada henti, sama, atau kadang berubah, yang hanya bisa diucapkan dalam hati. Rapalan harapan yang ditujukan akan sesuatu. Rangkaian kata yang kadang dibuat berlebihan.
Mendoa dibalik sujud.
Mengupayakan dengan caraNya.
Percayakah, bahwa setiap do’a akan dikabulkan disaat yang tepat?
Setidaknya percayalah. Menjadi percaya membuatmu menjadi optimis.
Bukankah Tuhan tak ingin makhluk ciptaanNya menjadi pesimis?
Merapal setiap asa untukmu dalam setangkup do’aku menjadi salah satu upaya yang harus dibuktikan.
Minggu, 29 Maret 2015

Mau Seperti Apa?



Mau dikenang seperti apa kelak saat kau kembali ke rumahNya?
Sudah kah segala pikiran tersebut setidaknya terlintas didalam benakmu?
Atau sudahkah kau bersiap mempersiapkannya jika kelak kau dipanggil secara mendadak?
Karena kita memiliki berjuta kemungkinan saat Ia berkehendak.
Kapanpun, siapapun, dimanapun, dalam kondisi apapun, tak akan jadi pertimbangan lagi jika Ia berkehendak.

Sudahkah kau menjadi orang baik selama ini?
Karena setahuku tak mudah menjadi orang baik diantara jutaan umat manusia.
Sudahkah kau bermanfaat bagi yang lain hanya karena Allah ta’ala?
Karena menjadi bermanfaat kadang begitu menguras energy hingga kita lupa dan justru menjatuhkan diri pada lubang kesalahan.

Kepada diri sendiri, sudahkah kau menyadari segala kesalahanmu dan memohon ampun kepadaNya serta subjek yang terlibatkan? Sudahkah kau berdamai dengan dirimu sendiri? Menjadi diri sendiri, menghargainya, memaafkan masa lalu, dan memperjuangkan masa depan, sudahkah?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan yang begitu berkutat di kepala. Bagiku, belum ada jawab yang pasti. Tetapi setidaknya ini menjadi pengingat bagi kita semua, jika kita mati mau dikenang seperti apa? Menjadi sesuatu tak selamanya mudah, butuh segala perjuangan.
Sabtu, 28 Maret 2015

Sudah Dekat (?)



Bagaimana jika itu kamu? Bagaimana jika kamu memang sudah dekat? Bagaimana jika aku tidak menyadarinya? Atau justru menerka keawang-awang nan jauh disana? Atau menahan pikiran bahwa itu memang kamu?
Aku tak tahu, (apakah) kita sudah dekat.
Banyak yang bilang jodoh itu dekat. Wallahualam.
Dan untuk beberapa waktu lalu kita terjarak oleh sesuatu.
Terima kasih kepada kamu-kamu yang tetap memberikan kabar. Menjawab dengan senyum. Dan menceritakan sebagian kisahmu.
Pergi berjuang membuat jarak, dan kembali bercerita pada pusat rindu.
Waktu yang akan menjawab dari segala jarak yang tak sengaja dibuat.
Tak lama lagi, aku rasa kamu sudah dekat.
Wallahualam :)
Jumat, 27 Maret 2015

Penyesalan

Penyesalan terbesarku sampai saat ini adalah tak memanfaatkan segala asetku untuk menikmati ciptaanNya lebih dekat. Aku begitu menyukai alam Indonesia dengan sangat. Namun sayang, beberapa tahun aku habis dengan berkutat pada hal yang tak penting. Dan tak banyak waktuku untuk kuhabiskan hanya sekedar mengihirup udara segar, memandang hijaunya pohon, dan menyibak ombak. Aku merindu.
Lebih menyedihkan lagi, aku menghabiskan tabunganku hanya untuk hal tak penting. Dan kali ini banyak godaan alam Indonesia yang menggodaku. Meski sebuah tas carrier Eiger berkururan 55L sudah ku punya, dan beberapa peralatan outdoor lainnya, masih saja rasanya tak cukup. Aku masih ingin menambah perlengkapanku lainnya. Tapi kini, tabunganku harus benar-benar dijaga dulu untuk persiapan tantangan didepan.
Penyesalanku kukeluhkan pada seseorang teman, Sarif Fajar. Ia berkata, "Kamu masih muda, belum menikah, ga perlu nyesel, kamu masih bisa menikmati Indonesia". Ia membuatku tergelitik.
Menabunglah. Meski tak selamanya dalam bentuk uang.

My money is enough for my lifestyle
Selasa, 24 Maret 2015

Lost Stars

Please don't see
Just a boy (girl) caught up in dreams and fantasies
Please see me
Reaching out for someone I can't see

Take my hand, let's see where we wake up tomorrow
Best laid plans sometimes are just a one night stand
I'll be damned, Cupid's demanding back his arrow
So let's get drunk on our tears

And God, tell us the reason youth is wasted on the young
It's hunting season and the lambs are on the run
Searching for meaning
But are we all lost stars trying to light up the dark?

Who are we?
Just a speck of dust within the galaxy?
Woe is me
If we're not careful turns into reality

But don't you dare let our best memories bring you sorrow
Yesterday I saw a lion kiss a deer
Turn the page, maybe we'll find a brand new ending

Where we're dancing in our tears


Kita tak akan pernah hilang.
Selama kita masih ingat untuk kembali padaNya.
Tuhan punya rencana tanpa perlu menjelaskan alasannya.
Bahwa kita kelak menemukan akhir yang baru dan tak terduga.
Selasa, 17 Maret 2015

Selamat Datang



Kudengar hari ini adalah hari kepulanganmu, ya? Selamat datang (kembali) dirumah. Ada mata yang tidak sabar menyangsikan sosokmu. Ada hati yang kaku menolak kepulanganmu. Ada pula mulut yang tak berucap mendoakanmu dalam perjalananmu.
Selamat kepadamu Pria Kedua atas kepulanganmu dari menimba ilmu di tanah bagian pulau Jawa yang lain. Semoga hanya manfaat yang diperoleh sampai tua, bukan justru kemudharatan yang tersisa. Semoga jejak yang kau tinggalkan disana dalam sebagai tanda langkah kesungguhan saat mendatangi sumber pengetahuan. Berhati-hatilah diperjalanan karena terkadang ada yang tak terduga datang menguatkanmu atau bahkan melumpuhkanmu.
Selamat menikmati perjalanan yang masih belum jelas kemana ujungnya. Semoga kau menikmatinya bersama siapapun yang menemani, jelas bukan aku. Jangan lupa sesekali bercerita dengan teman seperjalananmu tentang hal-hal yang kau lewatkan bersama, tapi tak usah libatkan aku. Saat kau sudah selesai menjajaki dunia mudamu, aku berdiri diujung pemberentian, bersiap menerimamu (kembali) dengan segala kau dan duniamu. Semoga Allah selalu meringankan langkahmu. Dan doaku selalu menyertaimu.
 

Blog Template by BloggerCandy.com