Senin, 09 Maret 2015

Hutan belantara

Jadi begitu ya hutan belantara dikehidupan ini.
Baru saja harimu terlewatkan lalu tiba tiba diserang badai ditengah jalan. Badai yang tak jelas datang dari mana. Badai ini muncul bukan secara langsung menimpamu. Tetapi menimpa ia, salah satu karib terdekatmu. Dan kamu berada diantara mereka yang begitu mengenalmu. Dan kamu menjadi sasaran sampingan anak panah dari busur pendosa tak bernyali.
Sungguh lucu.
Dan lucunya, aku menyangsikannya langsung diantara ribuan jarak yang kini didekatkan oleh gadget. Turut terperangah seolah hati ini lepas dari otot yang menahannya. Terbawa suasana turut membicarakanmu. Aku diantara rasa iba dan menggelikan serta masih setengah tidak percaya.
Bagiku, cara sasaran utama sungguh menggelitik. Berkata seolah baik baik saja, justru ia malah memancing api yang lebih besar. Dia yang terkait lebih lama dengan sasaran utama, sesekali tertawa, miris. Dan kamu, sasaran sampingan, seperti biasa, (dan kuyakin) akan tetap diam seribu bahasa.
Tentang kamu, aku percaya, kamu tidak semendusta itu. Karena aku percaya, kamu masih menaruh asa yang sama pada seorang nona. Aku juga percaya, ada tameng hati, kacamata penutup, ganjal telinga yang kuat yang akan membuatmu menjadi sekaku cermin.
Tentang sore ini, semesta mengingatkanmu untuk lebih berhati hati. Atmosfer ini juga mengajakmu lebih merasa agar lebih bijak. Tentang sandungan sore ini, pasti akan mendewasakanmu. Dan tentang gunjingan diluar sana, mengajarimu cara untuk menertawai mereka yang tak selamanya peduli.
Selamat berpetualang di hutanmu. Selamat mencari diri yang mungkin terlupakan olehmu. Be dare like a deer, you, dear. My wishes always with you :)

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com