Kamis, 15 Januari 2015

A Call

Pagi lalu, handphoneku berdering. Sebuah panggilan masuk menyeruak sibukku. Di layar, hanya ada rangkaian nomor yang tak kukenal. Saat aku mengangkatnya, suara diujung tampak lirih, sampai aku mengulangi kembali kata-kataku.
"Hei Wi, ini aku (sebuah nama)"
"Halo, maaf, siapa ya?"
"(menyebut nama)"
"ohh, iya, ada apa ya"
"kira kira ada waktukah, aku ingin mengobrol"
Saat ia berkata itu, aku sudah mulai menebak arah pembicaraannya.
"Wah maaf ya, akhir akhir ini aku harus menyelesaikan urusan untuk yudisiumku"
"Oh, sudah sidang ya wi? Selamaat yaa"
"Iya sama sama makasih. Jadi aku belum bisa menetukan kapan bisa ketemu. Karena aku juga harus membantu voluntary service. Tapi jika keburu banget, whatsapp aja bisa kok"
"Oh, endak kok. Bisa diatur. Kalo gitu terima kasih ya. Maaf mengganggu."

Panggilan tersebut berasal dari sesorang yang kukenal. Tapi aku tidak banyak mengetahuinya. Dulu ia bagaikan penolong bagi sahabatku. Namun, semuanya sudah berbeda. Aku, bahkan saat ia bersamanya, tak banyak aku bisa mengenalnya. Dia kerap tersenyum malu, tanpa banyak bercerita kala itu. Mungkin sedang tenang.
Obrolan singkat itu semacam sudah ku tebak arahnya kemana. Aku hanya bingung jika nanti ia menghubungiku kembali. Kurasa ada yang ingin dia tanyakan tentang seseorang. Dan apa yang dia ingin ketehui, pastilah bukan suatu hal yang diperbolehkan oleh sahabatku. Ia, dia benar menghubungiku karena aku hampir tahu banyak tentangnya. Tapi kurasa, aku tak akan bisa banyak membantunya.
Aku mengerti perasaanmu tatkala kamu masih merasakan rasa padanya, tetapi kurasa dia sudah menjadi beku akan sikapmu. Beku akan keadaan yang sama. Dan jenuh akan proses yang tak berkembang.
Hanya saja, mengapa ia menghubungiku. Ah. Lucu ya kadang. Tapi ingatlah, mereka yang datang padamu, adalah mereka yang membutuhkanmu. maka, jadilah pemeran pembantu sebaik mungkin. Ingat, bahwa tiada kebaikan yang tak pernah pulang pada rumah yang salah.
Hai kamu, berjaraklah. Berilah dia jarak, untuk tidak menyesakinya. atau aku. Bukankkah jika kalian berjodoh, akan tetap dipertemukan bukan? Ah tapi tak apa, terusalah berjuang hingga hati yang beku meleleh.
Selamat menikmati ya.

1 comments:

Insani zulfa mengatakan...

ciee pemeran pembantu cieeee. wkwkwkwkkwwk. wakwaaww

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com