Senin, 15 Desember 2014

Me, Her, Him

Diantara tiga manusia ini semuanya punya beban masing masing.
Aku berkutat dengan skripsiku yang balik sana sini.
Ingin menyerah.
Lalu satu wanita didepanku, berkutat dengan kebingungannya untuk meneruskan kuliahnya di Inggris.
Hanya aku benar benar mengkhawatirkannya.
Bukan tentang kuliahnya.
Tapi tentang kesehatannya.
Tentang jantungnya. Tentang lambungnya. Tentang hatinya.
Sesaat dia pergi meninggalkan kami.
Lalu ia kembali dengan raut berbeda.
Ku harap kau sehat. Ya :')
Lalu, pria disampingku yang berusaha membantu analisisku.
Dia memaksaku menyimpan sesuatu.
Sesuatu yang ia harap dalam doa.
Namun tampaknya akan menjadi enyah dalam beberapa jam kedepan.
Sesuatu yang harus dikejar.
Tapi tiada sarana mengejar.
Lalu aku terdiam.
Hati mendadak getir.
Dia juga berkutat dengan segala upaya yang sangat memungkinkan agar sampai.
Lalu, pesan sang ibu, memaksa air mataku keluar.
Air mata ini akumulasi beberapa malam yang melelahkan.
Diantara kegelisahan masing masing.
Kami tetap berusaha tertawa.
Tertawa untuk saling menjaga.

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com