Sabtu, 20 Desember 2014

Bercocok tanam

Bagiku, setiap roda kehidupan berputar, entah cepat atau lambat, hingga pada suatu saat akan mengenai kita.
Diantara roda kehidupan yang sedang berputar itu, aku tidak berdiam diri.
Tapi sedang dalam proses menanam.
Menanam kebaikkan.
Kebaikkan yang sering disalah artikan.
Kebaikkan yang ingin dibalas oleh manusia lainnya.
Kebaikkan yang terkadang tak dianggap.
Kebaikan kebaikkan yang terlalu fan untuk dijelaskan.
Dalam menanam ini perlu banyak sarana prasarana yang mendukung.
Meskipun tampaknya baik baik saja, namun kadang ada saja likunya.
Sering kali terjadi kegagalan panen.
Atau panen yang tidak diharapkan, bukan karena gagal.
Tetapi keberhasilan yang dipanen petani lain.

Banyak hal yang membuatku belajar akan proses menanam di kehidupan ini.
Mereka yang menanam kelak akan memanennya suatu saat, dan hal itu adalah pasti bagiNya.

Lalu pernahkan kau mendengar, tentang bumerang yang menyerang pelemparnya.
Terbesit ketakutan dalam hidupku tentang itu, sehingga kadang hati ini tak sampai jika bersikap yang sama dengan yang kau lakukan padaku.
Perlukah alasan?
karena aku tak ingin bumerang yang kulempar jauh kembali padaku atau para pemeran pendampingku kelak
Bagaimana dengan kau?
Apa kau cukup berani menghadapi bumerangmu sendiri diatas kebaikan yang kau buat?
Atau kau cukup mampu hidup tanpa para pemeran pembantu dalam hidupmu, sehingga kau begitu acuh saat pemeranmu membutuhkanmu?
Dan atau kau sungguh tak mengerti bahkan tak mau peduli tentang kembalinya bumerangmu hingga melukaimu sendiri?
Oh malangnya.
Semoga Allah membukakan mata hati dan pikiran kami, agar senantiasa memikirkan kehidupan yang luas ini.
Bahwa ada pemeran pemeran pembantu yang sejatinya begitu menolongmu dalam bertani kebaikkan.
Semoga kita akan selalu mengingatnya.

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com