Selasa, 23 Juni 2015

Terjatuh

Aku pernah terjatuh. Kami pernah terjatuh. Bukan perkara sakitnya terjatuh, tetapi terkadang jatuh itu mengenakkan. Bisa jadi efek samping terjatuh itulah yang lebih menyakitkan dibandingkan proses terjatuhnya.

Terjatuh bisa saja menjadi musibah. Terjatuh dari dari bangku yang tak kuat menahan berat kita, misalnya. Atau jatuh sakit. Terjatuh juga bisa jadi pada hal yang menyenangkan, jatuh hati misalnya. Tapi bisa jadi tak sesuai dengan harapan. Semua bisa saja terjatuh.

Maka, dengan ini terjatuh tidaklah menyenangkan. Ketika ada kerabat yang sedang terjatuh, maka aku atau kami berusaha untuk menyelamatkannya. Setidaknya kami berusaha membantunya berdiri. Atau paling tidak, membuatnya kembali terduduk seakan sedang menikmati sepoinya angin sore.

Tak banyak yang bisa kami lakukan, hanya saja ada didekatnya dan bisa memberikan kembali keceriaan yang dulu pernah dihabiskan bersama, rasanya sangat cukup. Tapi seiring berjalannya waktu, banyak kami yang ditelan dengan kesibukkan masing-masing. Maka menolong mereka yang sedang terjatuh dapat dilakukan dengan berdoa.

Terima kasih, kala kami terjatuh anda selalu ada bagi kami, terutama bagi sang pemilik rahim yang nyata diantara kami. Terima kasih tetap menguatkan. Semoga anda tetap kuat dengan cobaan yang Allah berikan. Allah begitu merindu anda, tante. Mungkin juga Allah merindu yang lain, tapi dengan anda dijadikan umpan sebagai pusat kembalinya mereka kepadaNya. Semoga semangat dan mukzizat Allah sangat nyata dan mematikan sel ganas yang menggerogot. Lekas sembuh dan kembali dalam hangatnya kekeluargaan. Aamiin :')

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com