Kamis, 18 Juni 2015

Menjadi Dirimu

Mmm. Aku tak tahu bagian menyenangkan mana menjadi dirimu. Karena banyak sikapmu seolah acuh begitu terhadap semesta. Bahkan mengingat hari dan tanggal pun, aku ragu. Kurasa memang tak kau ambil pusing, karena hari demi hari masih berlalu dengan tugas seperti biasanya.

Aku juga tak tahu, mengapa kau tak pernah berusaha merepotkan orang tuamu, padahal denganku, kau meminta tanpa malu. Dan entah bagaimana kau bisa mengambil ibaku. Ah. Dan entah mengapa, segala yang kuberikan adalah kau butuhkan tapi tak begitu kubutuhkan. Is He very fair, right?

Menjadi dirimu tampaknya menyenangkan. Mengolokku sesuka hatimu dan bodohnya aku tak berkutik kala itu. Iya, kau mampu tertawa bebas sesukamu kala aku terbengong memikirkan balasannya untukmu. Dan kenyataan yang ada, aku yang semakin terhujat. Tapi, diantara hujatan ini aku bisa terbahak tanpa memperdulikan sekeliling.

Tapi kurasa banyak tak enaknya menjadi kau. Maafkan jari-jariku yang tak kuasa menahan hastrat untuk mengetuk kepalamu kala kau mengejekku. Maaf juga secara tidak langsung kau menjadi tamengku kala ada the man who can be move. Maaf lagi karena aku, semesta jadi membandingkanmu dengannya.

Maka, dengan ini aku tak mau menjadi dirimu. Tetap jadilah dirimu yang seperti ini. Banyak mata akan melihatmudan mungkin akusecara rupa-rupa, tapi entah mengapa dalam pandanganku kau adalah satu. Tetaplah seperti ini being an easy going easy laugh man that's so meaningful for me. Then let me always be your 'boss' as usual to get the best pleasure from my (perhaps) almost worthy man, indeed. (hehehe)

Dan selamat tambah umur ya kemarin. Kau lupa. Aku ingat. Kau heran. Aku cekikikan. Sehat selalu lekas selesai studinya. Allah bersamamu. And then thanks for the unheard-well yelling this noon, the concern that i never tough before. Such a sweet things come on us. And the last one, big thanks and grateful to ALLAH so that we see each others.

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com