Senin, 05 Oktober 2015

Tjinta



Jika tjinta fatamorgana, aku pilih mentjintai Tuhan dan Tuhan mentjintaiku sadja.
Sembari menunggu kenari berpuasa suara,
Se-insjaf kesombongan tertunduk karena tua.
Toh senjum lebar belum berarti tjinta, masih mungkin ia hobi melawak.

Balasan pandjang belum berarti asa, kali sadja ia kuli tinta.
Sudah latjur air tenang menghanjutkan.
Biarkan anak ketjil mentjintai pelangi, kalaupun tjapek ia pulang djuga. 



Ada benarnya jika cinta pada Tuhan dan Tuhan mencintai kita maka Tuhan akan mendekatkan cinta semesta pada kita.
Ada benarnya jika kuli tinta hanya mampu menyampaikan sejuta aksara tanpa mampu memberikan penjelasannya.
Ada benarnya tersenyum lebar adalah bagian dari berbagi dengan cara yang sederhana.
Ada benarnya aku memilih belum mencintaimu tapi mengagumimu bak anak kecil yang terpesona pada semburat halus pelangi yang munculnya sesekali.

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com