Kamis, 23 Juli 2015

Kesepakatan Kami

Beberapa hari lalu terjadi pembicaraan yang panjang, dalam, dan begitu mengharukan. Cerita panjang mengalir dari dua mulut manusia yang dilanda gusar bab pria. Banyak cerita yang begitu lihai tertuturkan, tak sama namun serupa.

Hingga pada akhirnya, kami pun sepakat.

Bahwa kenyataan dalam menjalin sebuah hubungan tidaklah semudah bualan yang dituturkan para pemberi nikmat ulung. Bahwa ada sesuatu lebih dari sesuatu yang harus dijaga lebih dari apapun sebelum hingga akhirnya bisa dijaga bersama secara halal. Bahwa jelas tak mudah menjalin hubungan tanpa ada pengikat apapun justru malah nafsu yang disertamertakan bersama nama cinta. Bahwa sebaik-baiknya pribadi adalah dia yang mampu menjaga diri dengan baik jauh dari godaan setan yang berkelana dengan berbagai bentuk cobaan. Bahwa menjadi satu pun bukan perkara mudah seperti membeli permen karena perlu melibatkan banyak subjek pendukung sebelum cinta bersemi bukanlah hanya dua insan yang merasa dimabuk cinta. Bahwa jatuh atas nama cinta pun tak lah seelok cupid yang berterbangan menebar benih asmara karena lebih baik jatuh cinta karenaNya.

Kami percaya bahwa manusia telah diatur sedemikian rupa oleh Allah sang pencipta dimana jodoh, rejeki, hidup, dan mati telah diketuk palukan olehNya, sehingga kami tak lah perlu memusingkan hal-hal tersebut.

Hanya Tuhan yang tahu betapa jenuhnya kami atas segala hal-hal yang membuat kami mudah sekali dibolakbalikkan perasaannya.

Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi 'alad dinika wa 'ala tho'atika


Ruang Rindu
Agustin Pratiwi

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com