Tampilkan postingan dengan label learn. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label learn. Tampilkan semua postingan
Minggu, 29 Maret 2015

Mau Seperti Apa?



Mau dikenang seperti apa kelak saat kau kembali ke rumahNya?
Sudah kah segala pikiran tersebut setidaknya terlintas didalam benakmu?
Atau sudahkah kau bersiap mempersiapkannya jika kelak kau dipanggil secara mendadak?
Karena kita memiliki berjuta kemungkinan saat Ia berkehendak.
Kapanpun, siapapun, dimanapun, dalam kondisi apapun, tak akan jadi pertimbangan lagi jika Ia berkehendak.

Sudahkah kau menjadi orang baik selama ini?
Karena setahuku tak mudah menjadi orang baik diantara jutaan umat manusia.
Sudahkah kau bermanfaat bagi yang lain hanya karena Allah ta’ala?
Karena menjadi bermanfaat kadang begitu menguras energy hingga kita lupa dan justru menjatuhkan diri pada lubang kesalahan.

Kepada diri sendiri, sudahkah kau menyadari segala kesalahanmu dan memohon ampun kepadaNya serta subjek yang terlibatkan? Sudahkah kau berdamai dengan dirimu sendiri? Menjadi diri sendiri, menghargainya, memaafkan masa lalu, dan memperjuangkan masa depan, sudahkah?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan yang begitu berkutat di kepala. Bagiku, belum ada jawab yang pasti. Tetapi setidaknya ini menjadi pengingat bagi kita semua, jika kita mati mau dikenang seperti apa? Menjadi sesuatu tak selamanya mudah, butuh segala perjuangan.
Rabu, 11 Februari 2015

Hati hati ya

Jika ada yang mendadak bertanya tentang hidupnya dan cukup spesifik, berhati hatilah. Karena orang tidak sebijak itu dalam mengolah informasi. Bukan bermaksud untuk menutupi atau meyembunyikan perilah tersebut. Tetapi menyamarkan isu jauh lebih baik. Meski pada akhirnya isu akan menyebar dengan caranya sendiri dan berkembang dari prasangka banyak manusia.
Sesungguhnya tidak lah mengenakan mengusik terlalu dalam tentang kehidupan seseorang. Balikkan saja, jika kita sedang berada dalam posisinya, apakah menyenangkan diperlakukan seperti itu. Jika mereka yang bersikap seperti itu adalah orang orang yang menyuplai sebuah kehidupan, tentu mereka patut dipertimbangkan.
Jika mereka hanya sebatas tidak tahu diatas keingintahuan yang berlebih, maka jawablah dengan senyum semanis mungkin. Dan jawab dengan kalimat : "Doain aja yang terbaik untuk kita semua".
Atau lebih enak lagi, ketawain aja kali ya. Ha. Ha. Ha.
Malam.

Kamu yang kepo :)

Rabu, 14 Januari 2015

The Last Big Project

13 Januari adalah jadwal yang ditentukan untukku melakukan sidang skripsi.
Finally~
Setelah perjuangan panjang dari awal tahun 2014 hingga akhir dipenutup tahun 2014, akhirnya bisa satu langkah maju kedepan.
Sebenarnya skripsiku bisa selesai lebih awal. Namun karena ada satu dan lain hal yang mengharuskan aku membagi fokusku, mau tak mau ia menjadi terbengkalai.
Tentang skripsi ini pula, mengajarkanku banyak hal terkait mengalahkan ego diri. Saat seorang teman berkata, skripsi adalah tugas akhir, bagiku memang benar. Tugas akhir dimana segala sesuatunya hanya difokuskan pada skripsi, bukan hal hal lainnya :)
Hari itu 1 dosen pembimbingku sebagai ketua penguji dan 2 dosen penguji lainnya. Dua diantaranya adalah dosen yang sering terhubung dalam satu payung ilmu. Dan satu dosen lainnya adalah dosen tak terduga dalam benakku. Saat sidang berlangsung tepat waktu. Disana aku merasa tidak maksimal memaparkan karena bingung meski sebenarnya aku paham tentang itu. Tetapi, Allah memberikan pertolongan bagiku. Kedua pengujiku tidak banyak menjatuhkanku. Mereka justru tertarik dengan konsep penelitian menggunakan objek yang baru. Namun, pada skripsiku masih banyak harus diperbaiki. Aku bersyukur sekali dinyatakan lulus tanpa harus mengulang.
Saat sidang selesai, banyak mereka para teman baikku datang memberi support. Sungguh begitu menyenangkan dan penuh syukur mereka Engkau hadirkan dalam hidupku. Aku terharu sekali. Malam sebelum aku sidang, zulfa mengirimi pesan kalau dia kumat. Sayang dia tak bisa datang. Get well soon ya beb :*
Kabar lulus sidangku juga menjadi kado terutama bagi Ibu dan Bapak. Alhamdulillah.

Dapet kue dari temen fasttrack - via dan monic
Rina, lina, aku, nita, ain
Toni, aku, dwi - sarah dan aku


14 januari 2015
Hari ini berburu segala kelengkapan untuk yudisium karena batas akhirnya hanya 16 januari esok. Tetapi dibalik semua proses itu, sekali lagi, Allah mempermudah aku. Ketiga dosen pengujiku sudah menandatangani lembar pengesahanku. Lalu proses revisiku juga bisa hampir separuh lebih aku selesaikan. Selain itu juga, ada kejelasan tentang yudisium ini. Dan ternyata batas pengumpulan bendel adalah 23 januari. Setidaknya tenggat tersebut mundur dari dugaanku dan menjadi have fun injury time yang saat ini justru kuisi membantu Global Leader Program KNU. Aku bersyukur sekali.

Dua hari ini memberikan aku pelajaran berharga bahwa tentang kebaikan ia tak akan pernah sirna oleh waktu. Ia justru akan melapuk menjadi sedimen sedimen dan batuan indah yang menguatkan dikemudian hari.

Kamis, 08 Januari 2015

Pesan Tersirat

Saat pagi tadi, seseorang yang ku kenal hampir 7 tahun ini, mengirimiku pesan gambar. Sebuah gambar dengan serangkaian tulisan yang membuatku tersenyum saat membacanya.
Kami berdua hampir diposisi yang sama. Tatkala dekat dengan seorang pria, namun tampaknya tak bisa diandalkan. Meskipun diantara itu, ada sesuatu yang tumbuh. Tapi sayang, tumbuhan itu tak bisa dipelihara lebih lama. Karena ada beberapa hal yang memang akan menjadi tidak baik jika diteruskan.
Lalu, kami merasakan pula, sebuah ketakutan yang sama. Ketakutan untuk melihat 'dia' bahagia bersama lainnya. Pedih tatkala harus berjuang satu sisi.
Dan ketika hari silih berganti, kami tersadar oleh banyak hal. Bahwa kelak kami bukan hanya membangun cinta diantara dua insan. Tetapi cinta diantara dua semesta yang berbeda. Cinta diantara mimpi besar yang harus digapai.
Untuk melewatkan banyak ombak yang menghempas hati, kami harus melapangkan dada melebihi samudra. Bahkan samudra pun tak sekuat kami yang kerap terguncang oleh manusia.
Katakanlah padamu, wahai sahabat, Allah pasti punya salah satu yang teramat sangat baik untuk kita. Hanya saja, ini saat kita memang harus memantaskan diri lebih dan lebih. Sampai jumpa ya dipelaminan baik siapapun diantara kita yang lebih dahulu, aku atau kamu, aku ikhlas.
Peluk jauh, Mbul :* ({})
Sabtu, 03 Januari 2015

Selebar Daun Kelor



Bumi memang luas, tetapi hidup hanya selebar daun kelor. Percaya? Aku percaya. Kurasa ini hanya sekelumit kisah tentang sempitnya hidup.
Berawal dari ibu, yang dulu ikut orang jauh bahkan tak ada hubungan saudara. Ibu dulu ikut mbah hop dan anaknya yang paling deket, bude eni. Lalu bersama temannya, bude nanik, mereka berjuang di univ di Lampung. Menjadi gadis kuat dan tangguh. Hingga mereka terpisahkan oleh waktu. Ya demi berjuang bagi keluarga mereka masing-masing.
Bertahun tahun tak jumpa, karena kami harus pindah ke Jogja. Dan beberapa hari lalu kami bertemu. Legkap dengan anak-anak. Jadi, ibu ketemu bude nanik yang lagi maen ke jogja jenguk mba ikha yang udah nikah disini. mba ika itu nikah sama mas lucky yang dulu notabene jadi tetangga bule win, adek ibu, di blora, karang. Nah loh. Sempit kan. Kebetulan lagi, almarhum bapak mas lucky asli kulon progo, jadilah kita jumpa di sana. Dan bersama sodara dari bude nanik, alhasil rerumpilah neni neni disana.
Yang bikin aku berkesan adalah mba ika dulu sama mas lucky ga pacaran, karena mba ika pengen langsung cari suami bukan pacar. Ulalala. Pengen lah punya kisah seperti itu. Semoga Allah jabah yaa 
Dan bersyukurnya lagi adalah kita bukan saudara sedarah, tapi kita sangat lekat tiada tara. Seolah justru ada pengikat diantara kami. Iya tali kekeluargaan yang tak terlihat namun terasa erat. Alhamdulillah lagi, dita, adek mba ika bisa diajak rerempongan hehe 
See you soon :)
Kamis, 01 Januari 2015

Mati Satu Tumbuh Seribu



1 Januari 2015.
Sudah berganti tahun. Tahun sudah tambah satu. Banyak yang terjadi ditahun ini. Tapi lebih tepatnya tentang: "Mati Satu Tumbuh Seribu." Siapa yang percaya kalimat ini? Aku percaya, setelah banyak hal yang kulalui di tahun 2014.
Kalimat ini sering kali diartikan pada upaya percintaan. Dan bagiku kalimat ini cukup mengarah pada permaknaan tersebut dan sangat jelas artinya.
Aku, kehilangan satu yang dengan sangat disebut cinta. Cinta yang berakhir pada awal februari lalu. Kehilangan itu yang membuatku mencari cinta yang lain, lebih tepatnya dari sosok lain. Hingga beberapa waktu berlalu, banyak yang datang, saling mengisi, lalu menjauh karena satu dan lain hal. Namun semuanya salah, dan tak seharusnya begini.
Akhir-akhir ini justru aku menyadari banyak hal. Hal-hal yang tak begitu aku hiraukan tapi sejatinya mereka selalu ada.
Mulai dari Anita, kami dulu dekat lalu disibukkan karena tugas masing masing. Dan saat tersebut terjadi, dia menemaniku hampir sepanjang tahun. Kemudian Ain, dia hampir tahu banyak tentangku, tentang perkara yang menggerogot. Mami Lina, kami baru dekat belum lama ini, tapi ia selalu menjadi tempatku pulang dan berbagi sendu dan tawa. Zulfa, kami terpisah karena cinta yang palsu dan kembali dekat meraih mimpi kita. Mak Puput, dia juga yang menemaniku tapi dia harus keluar jogja untuk mengabdi. Lalu Monica, Via, Saefiyah, banyak lagi.
Dan tim yang membesarkan namaku, Potongersteam. Keluarga yang banyak sekali anggotanya. Bekerja belajar bermain bersama. Mereka mereka sangat berharga bagikuuntuk dukungan canda tawa dan kritik saran atas abnyak hal. Love you gaes.
Lalu, sosok pria lain, banyak, memang. Tapi yang membuatku berkesan adalah Yay Abdul. Dia ada lebih sering dibandingkan dahulu. Dia yang menjadi abang bagiku saat aku berada dititik terlemah. Dan seorang rider, Sarif, aku kira dia akan pergi segera, tapi dia banyak hadir saat aku menyapanya sesekali. Berbagai cerita, berbagi sapa lalu berimajinasi berpetulang kemana lagi. Dan banyak yang lainnya yang mereka kenalkan padaku yang tak bisa kusebut satu satu.
Tetapi diantara semua ini yang membuatku semakin terbelalak adalah kedua orang tuaku. Yang menerimaku kembali dengan segalagalanyaa. Tiada tara cintanya mereka padaku. Bahkan jika diukur, tak hanya akan menjadi seribu, tapi miliyaran cinta dari mereka. Dan Fira, emas bagi ortuku. Lalu Galih, adik lakilakiku. Meskipun bukan sepenuhnya tapi kami semakin dekat dan dia jauh di kalimantan berjuang demi masa depan.
Dan banyak hal yang sering kulakuakn dahulu. Tetapi terbengkalai karena memfokuskan hanya pada satu titik saja. Sepertinya Allah kembali memberikan kesempatan untukku sekarang. Untuk fokus atas diri sendiri seperti berteman tanpa batas. Berpetualang tanpa takut. Tertawa tanpa jeda. Bermain tanpa ragu akan dicari. Dan banyak lagi.
Subjek diatas adalah sebagian dari banyak yang tak bisa kusebutkan. Maaf, bukan bermaksud memilih. Tapi tetap kuucapakan terima kasih atas banyak hal yang kalian berikan padaku. Semoga aku bisa membalasnya. Atau setidaknya aku bisa menjadi kebaikan bagi orang lain.
Dan ini adalah kisah tak terbayangkanku lainnya.
Satu cinta hampir membuatmu menyerah akan banyak hal. Tetapi seribu cinta dari banyak orang begitu menguatkan. Sesungguhnya, akan ada cinta sejati dari sosok pria terbaik yang akan mencintai kita sangat dengan caranya. Bukankah jodoh sudah Allah atur. Aku rasa demikian. Semoga lekas dipertemukan denganmu. Oiya, berjumpa dengan kalian, adalah anugrah darinya sebagai salah satu petunjuk atas ‘jodoh’ dariNya o;) alhamdulillah..
Sabtu, 27 Desember 2014

Siapa yang tahu


Aku tak tahu siapa yang akan bersanding kelak. Masih menebak. Tapi siapa? Banyak yang bilang "jodoh tak akan kemana" atau "jangan-jangan jodohmu itu dia" lalu "ah, tak mungkin". Kalimat seperti itu sering terlontar dan masih menggelayut diotak. Entah sampai kapan. Sampai kapan menunggu. Atau mungkin kita memang belum siap atas kedatangannya. Lalu hingga akhirnya terucap "tunggu saja esok".

Rabu, 24 Desember 2014

Dalam doa

Aku tak tahu harus menyebut siapa dalam setiap doaku.
Sekarang cukup untukku ibu bapak dan adikku.
Bersyukurlah bagimu yang sudah tahu harus menyebut siapa dalam setangkup doamu.
Setidaknya kau satu langkah didepanku.
Dahulu ada satu nama yang kusebut lekat dalam doaku.
Namun Allah berkata lain hingga aku berganti menyebutkan banyak nama.
Nama-nama yang mengisi cukup banyak dalam setiap hariku.
Sekarang rintitan doa tanpa nama kuucap, dalam harapku padaNya untuk seorang yang terbaik.
Lalu jika sudah seperti ini, aku juga akan berdoa untuk kalian.
Agar kalian bisa sampai hingga masa depan.
Dan aku mungkin bisa menjadi pemeran pembantu yang menyukseskan kisah kalian.
Akan ada rasa yang memudar lalu silih berganti hingga terisi.

Minggu, 21 Desember 2014

The third

Hampir beberapa kali memiliki hubungan dengan pria, hampir pula aku terhubung dengan wanitanya terdahulu.
Pada pria pertama, aku mengenal seseorang yang cantik yang tak terduga.
Lalu pada Yay, wanitanya menguhubungiku.
Pada seorang rider disana, aku pernah bercakap dengan gadis yang begitu asik diajak bercengkrama hingga kami bertukar cerita.
Dan kali ini, padamu, pria kedua, aku terhubung ke seorang nona yang bagimu kau tidak bisa beranjak darinya.
Mungkin percakapanku dan nona adalah percakapan dan pembicaraan terpanjang yang diantara kisah lainnya.
Pembicaraan yang cukup menguras hati, menjaga rasa, dan menahan asa.
Pembicaraan yang membuatku begitu menginginkan berada diantara hangatnya kalian.
Terselip rasa iri lebih dari kalian, namun sifat setan seperti itu biarkan pergi.
Aku bersyukur, diantara aku nona kami mampu bercakap seolah tiada pria kedua.
Seperti inginku dulu, menyapamu dengan anggun, bercerita berbagi tawa.
Jika suatu saat aku benar kehilangan pria kedua, semoga aku dan nona tetap dalam tali kasih antar wanita.
Ya bukan perkara mudah menata hati yang sedikit retak.
Tetapi terima kasih kalian telah sudi berbagi denganku, hingga semua ini begitu berwarna.

Selasa, 09 Desember 2014

Maka,

Tuhan selalu punya tujuan mempertemukan kita.
Tuhan tahu manusia mana yang membutuhkan lainnya.
Seperti saat Tuhan menghadirkanmu beberapa waktu lalu.
Ia memberikan kesempatan kita untuk saling mengisi.
Kita, saling belajar.
Kita, saling berbagi.
Kita, saling menahan.
Pada waktunya tiba, Tuhan menarikku.
Menarik menjauh karena tugasku sudah selesai.
Karena ia punya tugas untuk manusia lain.
Karena ada manusia lain yang membutuhkannya.
Karena aku tanpanya pun mampu.
Percayalah disetiap langkah kaki ini, kita semua belajar.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Minggu, 07 Desember 2014

Aaaakkk :')

Malem malem di tag beginian sama nduk yg satu ini.
Berasa basah langsungan mataku.
Dia adalah salah satu terbaik yang aku punya.
Dia juga yang menjadi saksi diantara hari hariku hingga begitu berwarna.
Dia hampir tahu segala hal tentangku dan segala hal yang mengekorku.
Kita memang tak pernah sependapat.
Kita juga tak pernah seiya sekata dan pasti selalu mempertahankan argumen diri.
Tapi hanya dia yang ada. Menjadi yang terbaik.
Bagiku, mereka adalah rumah saat aku tak tahu kemana bahkan jalan pulang.
Alhamdulillah mereka selalu ada tanpa harus membuat janji.
Namun sekarang, ia harus berjuang di tempat berbeda. Demi kebaikannya dan masa depannya.
Dan aku begitu kehilangannnya.
Hai selamat berjuang Nduk Sinarasati. I miss you so bad :')
Salam tengil dari pantai gesing.
Sabtu, 08 November 2014

Jika aku

Jika aku tak hadir lagi esok dalam harimu, tolong pastikan jangan kau sakiti dirimu sendiri. Seperti kau menyakiti dirimu sendiri malam ini. Aku hanya mendengar dan melihatmu, merana turut merasakan pilu. Aku membiarkanmu bukan karena aku tak tega padamu. Tapi kurasa kau tahu lebih baik dariku.
Jika aku tak akan pernah hadir esok. Berubahlah menjadi pria terbaik bagi wanitamu. Aku yakin kau satu manusia, tapi mengapa kau tampak berwajah dua. Ada kah yang mengganggumu hingga kau begitu?
Jika aku tak akan pernah tampak bagimu, kuharap kau mengerti bahwa ada harap yang tumbuh dalam hatiku hingga aku mau bertahan dengan sikapmu. Aku memaafkanmu, jika maaf itu tak sempat kau ucapkan langsung padaku. Aku mengikhlaskanmu, jika saat aku pergi tiada ucapan terima kasih darimu. Dan aku juga akan melepaskanmu, jika saat itu tiba kau tak bisa lagi menggenggam jemariku.
Jangan datang dengan wajah murung seperti malam ini. Bahkan jangan setetes pun air mata mengalir. Karena aku pasti akan lebih sedih melihatmu seperti itu. Karena aku juga tiada bisa menghapus air matamu.

Selamat malam, Pria Kedua.

Kamis, 23 Oktober 2014

Lelah



Lelah merasuk dalam tulang. Menggerogoti setiap pembuluh darah dalam jaringan. Memasakan darah mengalair ke otak dengan sejuta asa palsunya. Herannya hati ini tidak terkena dampak sirkulasi darah yang membawa lelah. Atau sudah mati rasakah hati ini. Apa hati yang dahulu sangat sensitive menjadi beku. Seperti tiada mampu merasa, hanya otak yang terus berdegup kencang tiada henti, hingga pada akhirnya mata ini terlelap.



Siang ini begitu melelahkan. Hingga rasanya ingin kuteriakkan bahwa aku menyerah dengan sikap dinginmu. Dengan sikap – entah apa itu, yang membuatku tak nyaman. Mengupayakanmu demi masa depanmu yang lebih baik, salahkah aku? Atau aku terlalu baik mengupayakanmu hingga kau lupa bagaimana rasa berjuang.

Terlebih aku takut memperjuangkanmu apabila justru kelak kau yang memanen sendiri tanpa aku menemani. Itu yang aku takutkan. Aku lelah jika harus mengulanginya dari awal. Aku lelah jika harus mencari petani baru yang mau menanam bersama dan memanennya. Lelahku tatkala segala upayaku justru hanya menyianyiakan waktu dan menyisakan sesak dada. Lelahku adalah melihatmu mampu berdiri sendiri tatkala aku menemanimu kamu terseok. Karena aku sudah pernah mengalaminya, mengupayakan dan bertahan pada sesuatu yang akhirnya harus ditinggalkan. Terkadang ingin ku bersandar padamu sebentar, Romeo.
Rabu, 15 Oktober 2014

Tergariskan

Percayalah, bahwa setiap benda ciptaanNya telah digariskan untuk bertemu.
Percayalah, didalam proses kehidupan manusia, sesuatu yang akan dipertemukan, sebelumnya sudah diberi tanda olehNya.
Namun, tanda itu yang sering kita abaikan.
Percayalah pula, bahwa ada benang merah yang terbentang disetiap proses kehidupan yang saling menghubungkan satu pertemuan dengan pertemuan yang lainnya.
Pertemuan yang terjadi disatu waktu dan waktu lainnya.
Hingga semuanya datang disaat yang tepat.
Karena sejatinya tidak ada yang datang disaat yang tidak tepat.
Yang ada hanyalah kehadiran yang disalah maknai.

Senin, 13 Oktober 2014

Satu

Sampai titik ini, kusadari aku hanya yang biasa pun tidak.
Banyak sisi kurangmu, begitupun aku yang lebih banyak kurangnya.
Katakanlah aku mungkin hanya seperempat sempurna.
Dan kau bisa hampir tiga perempatnya.
Bisa (kah) kita menjadi satu agar menjadi sempurna
Atau harus (kah) kita selalu mengorek masa lalu agar saling tahu.
Akan (kah) ada sepakat bagi kita untuk tidak menanyakannya.
Setuju (kah) kita hanya diizinkan membahas masa depan.
Bersegerahlah kau datang menjemputku, Sang Pangeran.

Tersenyum

Hallo minggu.
Hallo juga beberapa hari ini yang kulewati dengan baik-baik saja, Alhamdulillah :)

Banyak cerita sebenernya yang ingin kutuliskan disini, tapi sebagaian belum sempat aku post dan masih ada di word laptopku. Mungkin next day dan bakal jadi cerita yang loncat-loncat hehe. Minggu ini berkesan, berkesan karena banyak pembelajaran didalamnya. Sedikit bercerita.

Diawali minggu ini dengan seorang bernama Idrahisa Rifnawan. Pria baik hati. Sungguh baik. Hai, kamu. Alhamdulillah aku masih bisa bercakap denganmu, tanpa batas. Tak dibatasi lagi dengan 140 karakter. Aku selalu banyak berkata kepadamu, entah kau gubris atau tidak, kau balas atau tidak, aku sudah mengatakannya. Aku hanya ingin kau tahu, karena beberapa hal tidak bisa aku simpan sendiri. Iya semoga beberapa kata menjadi motivasi bagimu. Kuharap, kau tidak mengecewakanku untu sebagaian waktu yang kuusahakan padamu. Bukan tentang perasaan, ini tentang masa depanmu. Ingat kan bagaimana aku hanya menginginkan hadiah ulang tahunku yang ke 22 dari mu dalam bentuk IPK kelulusan 3,25? *haaahhh* *menghela nafas panjang* Bukan hal mudah, tapi insya Allah kita bisa kok membuatnya menjadi IPK 3 seperti Ibu Bapak mu minta. Bismillah ya :)

Oya, betapa aku lega, tak ada sesak yang merasuk dada, Alhamdulillah. Aku tidak kehilangan apapun darimu. Alhamdulillah kita masih bisa bertemu hampir setiap hari. Alhamdulillah aku masih bisa bermanfaat bagi, meski hanya kecil. Alhamdulillah hisaaa :"")

Dan pagi ini juga entah pikiran merasuk dari mana, aku teringat beberapa keinginan konyol waktu masih jaman pacaran sama mamas. Dulu, aku pengen banget liat mamas punya brewok yang gabung dari kumis dan jenggot sampe pipi. Tapi kan yaa ga mungkin si mamas punya begitu, dari genetiknya aja ga ada. Eh sekarang nih, ada kamu, hisak, yang punya brewok :3 aaaakk kiw kiw kan. Subhanallah ini itu semacam apa yaaa, rejeki atau bagaimana yaaa. Subhanallah. Karena ini seperti sudah digariskan oleh Allah. Alhamdulillah. Aku diberi kesempatan berteman dengannya. Alhamdulillah tiada tara.


Lalu, maafkan aku atas rasa ingin tahuku terhadap kamu, Romeo, dan seorang kekasih lamamu. Maafkan aku beberapa kali membaca text diponselmu. Maafkan aku. Maafkan aku atas penasaran ku yang tinggi. Aku ingin mengetahuimu, tapi mengapa aku takut menanyakannya sendiri kepadamu. Ah aku takut malah menjauhkan ku denganmu. Sungguh. Tapi kita pernah mencoba kala 7 Agustus 2014 lalu. Tapi kita masih bersama saat ini dan semuanya jauh lebih baik. Oke bukan bahasan ini.
Ya, kepadamu. Aku takut kamu membuatnya jauh dariku. Membanyanginya lebih dariku. Mengisinya penuh. Ah bodohnya aku, aku ini siapanya. Sudah, semuanya aku baik-baik saja.

Taukah kamu, kita hampir terhubung oleh sesuatu. Kita ternyata dekat. Kamu teman dari 2 sahabatku. Percaya kan, kita semacam jodoh. Haha. Dan aku terlau jauh mengetahuimu melalui blogmu. Sedikit aku mengetahuimu dari situ. Kurasa kamu juga masih mengharapkannya ya. Aku pun begitu. Aku tahu kamu kenal jauh lebih lama dariku, sedangkan aku hanya orang baru yang berusaha memahaminya. Kurasa kamu cantik, baik, energik, dan entah. Aku rasa kamu masih bisa merebut hatinya. Lucu. Aku berusaha sekali menahan rasa ini. Intinya, entah bagaimanapun esok, aku tidak ingin menjauhkan kalian. Justru aku ingin mengenalmu. Menjadikanmu sebagai teman. Kamu suka merajut kan? Mungkin kita bisa saling merajut bareng. Aku ga ingin memisahkan kalian. Kalian sudah lama, dan jagalah hubungan itu. Mengertilah, aku juga berusaha mengerti betapa kehilangan itu tak enak.

Dari blog mu, kamu direct ke satu blog, http://nadhira-arini.blogspot.com/2013/11/ketika-dhira-jatuh-cinta.html?m=1 yang membuatku hampir menangis, kala aku menasehati diriku sendiri dihadapan kaca. Blog yang menceritakan tentang pacaran, menahan pandang, harap, dan rasa.

"Hai, Agustin Pratiwi, kamu gadis cantik. Kamu pasti bisa melewati banyak hal. Udah jangan dipikirkan omongan banyak orang. Biarlah yang berlalu berlalu, kamu tatap masa depanmu. Sekarang pastikan kamu memantaskan diri sendiri terlebih dahulu, banyak lah berbuat baik, banyak bermanfat buat banyak orang. Pasti Allah ganti. Tenang lah, tak apa abntu Hisa sebisamu, bantu ia sesuai dengan kemampuannya. Tak apa, akan ada pangeran yang segera menjemputmu."

Kukatakan seperti itu kurang lebih. Dari situ aku tersadar, betapa aku masih kecil, belum banyak bermanfaat. Ya Allah semoga masih Engkau beri kesempatan. Bismillah semoga aku masih bisa menjadi yang bermanfaat bagi mereka yang membutuhkanku.

Dan sore ini aku kepo lagi kepada wanita yang hampir menyelesaikan gelar profesinya. Aku membaca beberapa tulisan via note dii facebooknya, membuat aku semakin mengagumimu Kak. Kau tampaknya bukan wanita biasa. Kakak cantik, menurutku kamu wanita hebat yang juga memiliki adik super tapi butuh motivasi hihi. Aku membaca tulisan yang kurasa kamu ketik sendiri, dan itu bagus, berbobot, berisi. Aku salut, aku kagum. huwa. Ini semakin membuatku minder. Sungguh. Aku minder apakah aku bisa menjadi bagian dari keluarga kalian dengan aku yang seperti ini. Sungguh, itu pertanyaan yang berkutat dalam otakku. Tapi maaf kan aku lagi ya Allah bolehkan aku membayangkan sejauh itu? Dosakah aku seperti ini ya Allah. Ampuni aku ya Allah, tapi izinkan ini adalah suatu harapan yang utarakan padaMu. Izinkan lah ini menjadi pengobat rinduku. Izinkanlah aku meminta ini pada engkau. dan izinkanlah Aku cukup pantas mendapatkan ini ya Allah. Namun jika bukan, pastikan akan ada yang terbaik bagiku dan segera mendekat. dan ya Allah izinkanlah tulisan ini menjadi doa bagiku kepada Engkau.

Minggu ini ditutup dengan pagi yang ku keluhkan pada sang Ibunda. Ia yang mengetahui ku tentang sisiku yang paling buruk, kukeluhkan tentang gurauan jodoh. Ibu masih menginginkan mendapat seorang Perwira. Nah itu juga yang kuingin. Beberapa waktu lalu hanya bisa menatap punggung-punggung tamtama yang sedang lari. Dan melihat sesosok pria gagah dengan pakaian cukup pas badan berwana kuning kecoklatan. Aku, selalu sumringah melihat seperti itu. Astagfirullah. :B Tapi angan ini masih merajuk kesana. Tapi bagaimana bisa, orang aku maennya dikandang terus, masa bisa ketemu perwira hihi. Yang ada perwira jerami kacang tanah yang sedang berjuang demi 4 sks terbesar dalam studinya. Semoga lancar dan sukses ya :)
Jodoh akan segera datang diwaktu yang tepat :)
Beberapa paragraf diatas adalah tulisan absurd curahan hati mahasiswi tingkat akhir yang dibingungkan dengan rasa dalam hati, dibaolak balikkan dengan manusia lainnya, diajarkan oleh Tuhan tetang hidup melalui mata, hati dan telinganya, serta disadarkan oleh manusia lain bahwa dirinya bukanlah suatu yang sia.
 

Blog Template by BloggerCandy.com