Bagiku sendiri, kata nduk cukup mengena dihati. Kata ini membuatku tenang jika seseorang memanggilku demikian, terlebih jika itu adalah seorang pria. Aku merasa seolah diemong, bahasa indonesianya diperhatikan. Kata itu seolah hangat, mengingat aku menginginkan sekali punya seorang kakak laki-laki. Namun jelas tak mungkin, aku adalah anak pertama.
Beberapa diantara temanku, memanggil pacarnya dengan sebutan itu. Aku sedikit iri. Tapi apa daya, aku hanya bisa tersenyum senang melihatnya. Begitu pula saat aku membaca sesuatu post dari akun instagram sesorang kepada mantannya, hal itu membuat ku tersenyum sendiri. Aku mengingat lucu, karena dia tampaknya tak mengatakan itu. Tapi dari sebaris kalimat, tampaknya begitu hangat :)
Untukku, ada Yay yang masih memanggilku nduk. Aku tak tahu, akhir-akhir ini kami lebih dekat dari biasanya. Tepatnya lebih sering bbman. Dia sempat mengomentari DP bbm ku saat bersama Kim Sejik. Lalu dia menuliskan sesuatu yang membuatku bertanya, namun pertanyaanku tak digubis. Tiba-tiba dia mengganti profil picturenya dengan fotonya yang kufoto saat aku mengerjakan laporan kegiatanku. Aku merasa terharu atau apapun itu sulit dijelaskan. Dan pagi ini, aku kembali menyapanya seteah sekian bulan tak pernah menyapa dipagi hari. Percakapan singkat dan tak terlalu ku gubris. Sekitika dpnya berganti, dan sedihku menyeruak. Words picture yang dia pajang bertuliskan:
"Kalau nanti aku udah ga ada, jaga dirimu baik-baik ya :)"
Kalimat tersebut membuatku sedih. Ia seolah menyampaikan pesan padaku seteah banyak hal yang kubicarakan padanya kala Maret 2014 lalu.
Hai Yay, jangan pergi dulu. Sepertinya aku masih membutuhkan abangku.
Terima kasih kamu masih tetap ada disana yay :")
0 comments:
Posting Komentar