Sabtu, 03 Januari 2015

Selebar Daun Kelor



Bumi memang luas, tetapi hidup hanya selebar daun kelor. Percaya? Aku percaya. Kurasa ini hanya sekelumit kisah tentang sempitnya hidup.
Berawal dari ibu, yang dulu ikut orang jauh bahkan tak ada hubungan saudara. Ibu dulu ikut mbah hop dan anaknya yang paling deket, bude eni. Lalu bersama temannya, bude nanik, mereka berjuang di univ di Lampung. Menjadi gadis kuat dan tangguh. Hingga mereka terpisahkan oleh waktu. Ya demi berjuang bagi keluarga mereka masing-masing.
Bertahun tahun tak jumpa, karena kami harus pindah ke Jogja. Dan beberapa hari lalu kami bertemu. Legkap dengan anak-anak. Jadi, ibu ketemu bude nanik yang lagi maen ke jogja jenguk mba ikha yang udah nikah disini. mba ika itu nikah sama mas lucky yang dulu notabene jadi tetangga bule win, adek ibu, di blora, karang. Nah loh. Sempit kan. Kebetulan lagi, almarhum bapak mas lucky asli kulon progo, jadilah kita jumpa di sana. Dan bersama sodara dari bude nanik, alhasil rerumpilah neni neni disana.
Yang bikin aku berkesan adalah mba ika dulu sama mas lucky ga pacaran, karena mba ika pengen langsung cari suami bukan pacar. Ulalala. Pengen lah punya kisah seperti itu. Semoga Allah jabah yaa 
Dan bersyukurnya lagi adalah kita bukan saudara sedarah, tapi kita sangat lekat tiada tara. Seolah justru ada pengikat diantara kami. Iya tali kekeluargaan yang tak terlihat namun terasa erat. Alhamdulillah lagi, dita, adek mba ika bisa diajak rerempongan hehe 
See you soon :)

0 comments:

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com