Tampilkan postingan dengan label alfa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alfa. Tampilkan semua postingan
Kamis, 23 Oktober 2014

Lelah



Lelah merasuk dalam tulang. Menggerogoti setiap pembuluh darah dalam jaringan. Memasakan darah mengalair ke otak dengan sejuta asa palsunya. Herannya hati ini tidak terkena dampak sirkulasi darah yang membawa lelah. Atau sudah mati rasakah hati ini. Apa hati yang dahulu sangat sensitive menjadi beku. Seperti tiada mampu merasa, hanya otak yang terus berdegup kencang tiada henti, hingga pada akhirnya mata ini terlelap.



Siang ini begitu melelahkan. Hingga rasanya ingin kuteriakkan bahwa aku menyerah dengan sikap dinginmu. Dengan sikap – entah apa itu, yang membuatku tak nyaman. Mengupayakanmu demi masa depanmu yang lebih baik, salahkah aku? Atau aku terlalu baik mengupayakanmu hingga kau lupa bagaimana rasa berjuang.

Terlebih aku takut memperjuangkanmu apabila justru kelak kau yang memanen sendiri tanpa aku menemani. Itu yang aku takutkan. Aku lelah jika harus mengulanginya dari awal. Aku lelah jika harus mencari petani baru yang mau menanam bersama dan memanennya. Lelahku tatkala segala upayaku justru hanya menyianyiakan waktu dan menyisakan sesak dada. Lelahku adalah melihatmu mampu berdiri sendiri tatkala aku menemanimu kamu terseok. Karena aku sudah pernah mengalaminya, mengupayakan dan bertahan pada sesuatu yang akhirnya harus ditinggalkan. Terkadang ingin ku bersandar padamu sebentar, Romeo.
Selasa, 21 Oktober 2014

Panas terik

Mungkin ini yang dimaksud seorang sahabat untukku menjaga jarak padanya.

Siang ini panas terik begitu menyergap. Dan siang ini, kusapa pula kau dari berlakang. Kita berpisah sesat lalu berjumpa dikemudian. Sapamu masih riuh. Masih bisa kubalas dengan tenang meski sedikit jengkel. Namun, dalam hati, jengkel ini bukan jengkel permanen.

Sampai tiba kutemui kau dilain tempat, kau masih bisa menyapa dengan hangat. Kusunggingkan raut berlagak jual mahal. Dalam hati ini sungguh hanya bercanda. Meskipun aku rela mengiyakan kala itu, tapi kau berubah pikiran dengan cepat. Secepat kulitku menyerap matahari.

Lagi. Panas mentari selalu membuatku bertanya tentangmu. Hei kamu dengan penuh kejutan. Lagi lagi tanda tanya besar menyeruak tatkala kurasa tenang akhir ini. Lelahkah kau?

Sepajang jalan tak henti otakku berputar dengan kau didalamnya. Mengertikah kau, aku mengupayakanmu demi kebaikanmu. Atau aku yang bodoh bersikap baik padamu. Atau tak ada jarak yang memisahkan kita. Bahkan waktu pun tak berani melakukannya. Aku juga lelah berjuang kepadamu. Semoga aku bisa membuat jarak, agar kau tahu bagaimana rasa merindu.

Senin, 13 Oktober 2014

Tersenyum

Hallo minggu.
Hallo juga beberapa hari ini yang kulewati dengan baik-baik saja, Alhamdulillah :)

Banyak cerita sebenernya yang ingin kutuliskan disini, tapi sebagaian belum sempat aku post dan masih ada di word laptopku. Mungkin next day dan bakal jadi cerita yang loncat-loncat hehe. Minggu ini berkesan, berkesan karena banyak pembelajaran didalamnya. Sedikit bercerita.

Diawali minggu ini dengan seorang bernama Idrahisa Rifnawan. Pria baik hati. Sungguh baik. Hai, kamu. Alhamdulillah aku masih bisa bercakap denganmu, tanpa batas. Tak dibatasi lagi dengan 140 karakter. Aku selalu banyak berkata kepadamu, entah kau gubris atau tidak, kau balas atau tidak, aku sudah mengatakannya. Aku hanya ingin kau tahu, karena beberapa hal tidak bisa aku simpan sendiri. Iya semoga beberapa kata menjadi motivasi bagimu. Kuharap, kau tidak mengecewakanku untu sebagaian waktu yang kuusahakan padamu. Bukan tentang perasaan, ini tentang masa depanmu. Ingat kan bagaimana aku hanya menginginkan hadiah ulang tahunku yang ke 22 dari mu dalam bentuk IPK kelulusan 3,25? *haaahhh* *menghela nafas panjang* Bukan hal mudah, tapi insya Allah kita bisa kok membuatnya menjadi IPK 3 seperti Ibu Bapak mu minta. Bismillah ya :)

Oya, betapa aku lega, tak ada sesak yang merasuk dada, Alhamdulillah. Aku tidak kehilangan apapun darimu. Alhamdulillah kita masih bisa bertemu hampir setiap hari. Alhamdulillah aku masih bisa bermanfaat bagi, meski hanya kecil. Alhamdulillah hisaaa :"")

Dan pagi ini juga entah pikiran merasuk dari mana, aku teringat beberapa keinginan konyol waktu masih jaman pacaran sama mamas. Dulu, aku pengen banget liat mamas punya brewok yang gabung dari kumis dan jenggot sampe pipi. Tapi kan yaa ga mungkin si mamas punya begitu, dari genetiknya aja ga ada. Eh sekarang nih, ada kamu, hisak, yang punya brewok :3 aaaakk kiw kiw kan. Subhanallah ini itu semacam apa yaaa, rejeki atau bagaimana yaaa. Subhanallah. Karena ini seperti sudah digariskan oleh Allah. Alhamdulillah. Aku diberi kesempatan berteman dengannya. Alhamdulillah tiada tara.


Lalu, maafkan aku atas rasa ingin tahuku terhadap kamu, Romeo, dan seorang kekasih lamamu. Maafkan aku beberapa kali membaca text diponselmu. Maafkan aku. Maafkan aku atas penasaran ku yang tinggi. Aku ingin mengetahuimu, tapi mengapa aku takut menanyakannya sendiri kepadamu. Ah aku takut malah menjauhkan ku denganmu. Sungguh. Tapi kita pernah mencoba kala 7 Agustus 2014 lalu. Tapi kita masih bersama saat ini dan semuanya jauh lebih baik. Oke bukan bahasan ini.
Ya, kepadamu. Aku takut kamu membuatnya jauh dariku. Membanyanginya lebih dariku. Mengisinya penuh. Ah bodohnya aku, aku ini siapanya. Sudah, semuanya aku baik-baik saja.

Taukah kamu, kita hampir terhubung oleh sesuatu. Kita ternyata dekat. Kamu teman dari 2 sahabatku. Percaya kan, kita semacam jodoh. Haha. Dan aku terlau jauh mengetahuimu melalui blogmu. Sedikit aku mengetahuimu dari situ. Kurasa kamu juga masih mengharapkannya ya. Aku pun begitu. Aku tahu kamu kenal jauh lebih lama dariku, sedangkan aku hanya orang baru yang berusaha memahaminya. Kurasa kamu cantik, baik, energik, dan entah. Aku rasa kamu masih bisa merebut hatinya. Lucu. Aku berusaha sekali menahan rasa ini. Intinya, entah bagaimanapun esok, aku tidak ingin menjauhkan kalian. Justru aku ingin mengenalmu. Menjadikanmu sebagai teman. Kamu suka merajut kan? Mungkin kita bisa saling merajut bareng. Aku ga ingin memisahkan kalian. Kalian sudah lama, dan jagalah hubungan itu. Mengertilah, aku juga berusaha mengerti betapa kehilangan itu tak enak.

Dari blog mu, kamu direct ke satu blog, http://nadhira-arini.blogspot.com/2013/11/ketika-dhira-jatuh-cinta.html?m=1 yang membuatku hampir menangis, kala aku menasehati diriku sendiri dihadapan kaca. Blog yang menceritakan tentang pacaran, menahan pandang, harap, dan rasa.

"Hai, Agustin Pratiwi, kamu gadis cantik. Kamu pasti bisa melewati banyak hal. Udah jangan dipikirkan omongan banyak orang. Biarlah yang berlalu berlalu, kamu tatap masa depanmu. Sekarang pastikan kamu memantaskan diri sendiri terlebih dahulu, banyak lah berbuat baik, banyak bermanfat buat banyak orang. Pasti Allah ganti. Tenang lah, tak apa abntu Hisa sebisamu, bantu ia sesuai dengan kemampuannya. Tak apa, akan ada pangeran yang segera menjemputmu."

Kukatakan seperti itu kurang lebih. Dari situ aku tersadar, betapa aku masih kecil, belum banyak bermanfaat. Ya Allah semoga masih Engkau beri kesempatan. Bismillah semoga aku masih bisa menjadi yang bermanfaat bagi mereka yang membutuhkanku.

Dan sore ini aku kepo lagi kepada wanita yang hampir menyelesaikan gelar profesinya. Aku membaca beberapa tulisan via note dii facebooknya, membuat aku semakin mengagumimu Kak. Kau tampaknya bukan wanita biasa. Kakak cantik, menurutku kamu wanita hebat yang juga memiliki adik super tapi butuh motivasi hihi. Aku membaca tulisan yang kurasa kamu ketik sendiri, dan itu bagus, berbobot, berisi. Aku salut, aku kagum. huwa. Ini semakin membuatku minder. Sungguh. Aku minder apakah aku bisa menjadi bagian dari keluarga kalian dengan aku yang seperti ini. Sungguh, itu pertanyaan yang berkutat dalam otakku. Tapi maaf kan aku lagi ya Allah bolehkan aku membayangkan sejauh itu? Dosakah aku seperti ini ya Allah. Ampuni aku ya Allah, tapi izinkan ini adalah suatu harapan yang utarakan padaMu. Izinkan lah ini menjadi pengobat rinduku. Izinkanlah aku meminta ini pada engkau. dan izinkanlah Aku cukup pantas mendapatkan ini ya Allah. Namun jika bukan, pastikan akan ada yang terbaik bagiku dan segera mendekat. dan ya Allah izinkanlah tulisan ini menjadi doa bagiku kepada Engkau.

Minggu ini ditutup dengan pagi yang ku keluhkan pada sang Ibunda. Ia yang mengetahui ku tentang sisiku yang paling buruk, kukeluhkan tentang gurauan jodoh. Ibu masih menginginkan mendapat seorang Perwira. Nah itu juga yang kuingin. Beberapa waktu lalu hanya bisa menatap punggung-punggung tamtama yang sedang lari. Dan melihat sesosok pria gagah dengan pakaian cukup pas badan berwana kuning kecoklatan. Aku, selalu sumringah melihat seperti itu. Astagfirullah. :B Tapi angan ini masih merajuk kesana. Tapi bagaimana bisa, orang aku maennya dikandang terus, masa bisa ketemu perwira hihi. Yang ada perwira jerami kacang tanah yang sedang berjuang demi 4 sks terbesar dalam studinya. Semoga lancar dan sukses ya :)
Jodoh akan segera datang diwaktu yang tepat :)
Beberapa paragraf diatas adalah tulisan absurd curahan hati mahasiswi tingkat akhir yang dibingungkan dengan rasa dalam hati, dibaolak balikkan dengan manusia lainnya, diajarkan oleh Tuhan tetang hidup melalui mata, hati dan telinganya, serta disadarkan oleh manusia lain bahwa dirinya bukanlah suatu yang sia.
Jumat, 10 Oktober 2014

Jumpa

Pagi ini berpapasan denganmu.
Berpapasan kala aku sedikit bersolek.
Saat kututup kepalaku dengan jilbab tak biasa.
Jilbab yang kulingkarkan menutupi kepala dan pundakku.
Berjalan saat mengharapkan sosokmu tapi tak ada.
Namun, beberapa waktu kemudian kita berpapasan.

Sedikit terperangah.
Malu mencuat dalam hati.
Semburat bahagia muncul tergambar dalam wajahku.
Hingga kau berkata sesuatu.
Tatapanku yang tak biasa - katamu.
Memang tidak biasa saat berjumpa denganmu.
Meski kita hampir setiap hari setidaknya saling menatap.
Memang menjadi tidak biasa,
berjumpa denganmu seolah menjadi hal yang paling kunanti saat ini.
Aku masih menantimu, Pria Kedua
Meski aku belum mencinta
Minggu, 05 Oktober 2014

Alfa merindu romeo

Melihat senyum dibatasi udara.
Mendengar tawa dibatasi suara.
Bergumam kata dibatasi lirih.
Terseok kaki dibatasi jarak.
Menangkap tangan dibatasi atmosfere.
Sekian waktu menunggu memeluk pundak.
Atau merengkuh jemari kasar.
Atau hanya sekedar bercengkerama empat mata.
Atau setidaknya hanya terdiam, menatap pasang mata, dan mengernyitkan senyum.
Alfa merindu romeo.

 

Blog Template by BloggerCandy.com