Tampilkan postingan dengan label goodness. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label goodness. Tampilkan semua postingan
Kamis, 05 Februari 2015

Sibuklah

Bukankah masih banyak buku yang belum selesai kamu baca?
Bukankah kertas warna warni itu belum selesai dijadikan paper quilled?
Bukankah tulisan dalam hatimu belum sempat kamu tuliskan dalam blogmu?
Bukankah tas rajutanmu belum selesai kamu dijadikan tas?
Bukankah kertas gambarmu masih putih belum terlukis sedikitpun?
Bukankah tanah liat yang kamu simpan masih tetap berbentuk gundukan?
Bukankah masih banyak resep yang ingin kau jadikan makanan?
Bukankah kemampuan berkudamu masih sebatas trout pun belum lancar?
Bukankah caramu berenang masih menggunakan pelampung?
Bukankah banyak hal masih belum kamu selesaikan dengan baik dan benar?
Bukankah hal-hal tersebut adalah kegiatan yang begitu kamu gemari?
Bukankah kamu merindukan hal-hal tersebut kembali berjalan?
Lantas mengapa kamu menyibukkan diri dengan mementingkan banyak hal yang tidak mementingkan dirimu?
Lantas untuk apa kamu mementingkannya jika tidak membuat mu bahagia?
Bukankah hal diatas adalah salah satu jalan kebagianmu?
Bukankah kamu lebih baik menyibukkan dirimu dengan segala galanya, hingga sibukmu akan mengarahkanmu pada ego diri yang lebih baik?
Maka, sibuklah.
Lalu, berhenti terlalu menyibukkan pikiranmu diisi dengan yang tak penting!

#note your self :)

Senin, 15 Desember 2014

Me, Her, Him

Diantara tiga manusia ini semuanya punya beban masing masing.
Aku berkutat dengan skripsiku yang balik sana sini.
Ingin menyerah.
Lalu satu wanita didepanku, berkutat dengan kebingungannya untuk meneruskan kuliahnya di Inggris.
Hanya aku benar benar mengkhawatirkannya.
Bukan tentang kuliahnya.
Tapi tentang kesehatannya.
Tentang jantungnya. Tentang lambungnya. Tentang hatinya.
Sesaat dia pergi meninggalkan kami.
Lalu ia kembali dengan raut berbeda.
Ku harap kau sehat. Ya :')
Lalu, pria disampingku yang berusaha membantu analisisku.
Dia memaksaku menyimpan sesuatu.
Sesuatu yang ia harap dalam doa.
Namun tampaknya akan menjadi enyah dalam beberapa jam kedepan.
Sesuatu yang harus dikejar.
Tapi tiada sarana mengejar.
Lalu aku terdiam.
Hati mendadak getir.
Dia juga berkutat dengan segala upaya yang sangat memungkinkan agar sampai.
Lalu, pesan sang ibu, memaksa air mataku keluar.
Air mata ini akumulasi beberapa malam yang melelahkan.
Diantara kegelisahan masing masing.
Kami tetap berusaha tertawa.
Tertawa untuk saling menjaga.

Selasa, 14 Oktober 2014

A wish

Hello good boy, an atlete and nutrisionist wanna be. There so much wishes for you, here one of it.

Senin, 13 Oktober 2014

Tersenyum

Hallo minggu.
Hallo juga beberapa hari ini yang kulewati dengan baik-baik saja, Alhamdulillah :)

Banyak cerita sebenernya yang ingin kutuliskan disini, tapi sebagaian belum sempat aku post dan masih ada di word laptopku. Mungkin next day dan bakal jadi cerita yang loncat-loncat hehe. Minggu ini berkesan, berkesan karena banyak pembelajaran didalamnya. Sedikit bercerita.

Diawali minggu ini dengan seorang bernama Idrahisa Rifnawan. Pria baik hati. Sungguh baik. Hai, kamu. Alhamdulillah aku masih bisa bercakap denganmu, tanpa batas. Tak dibatasi lagi dengan 140 karakter. Aku selalu banyak berkata kepadamu, entah kau gubris atau tidak, kau balas atau tidak, aku sudah mengatakannya. Aku hanya ingin kau tahu, karena beberapa hal tidak bisa aku simpan sendiri. Iya semoga beberapa kata menjadi motivasi bagimu. Kuharap, kau tidak mengecewakanku untu sebagaian waktu yang kuusahakan padamu. Bukan tentang perasaan, ini tentang masa depanmu. Ingat kan bagaimana aku hanya menginginkan hadiah ulang tahunku yang ke 22 dari mu dalam bentuk IPK kelulusan 3,25? *haaahhh* *menghela nafas panjang* Bukan hal mudah, tapi insya Allah kita bisa kok membuatnya menjadi IPK 3 seperti Ibu Bapak mu minta. Bismillah ya :)

Oya, betapa aku lega, tak ada sesak yang merasuk dada, Alhamdulillah. Aku tidak kehilangan apapun darimu. Alhamdulillah kita masih bisa bertemu hampir setiap hari. Alhamdulillah aku masih bisa bermanfaat bagi, meski hanya kecil. Alhamdulillah hisaaa :"")

Dan pagi ini juga entah pikiran merasuk dari mana, aku teringat beberapa keinginan konyol waktu masih jaman pacaran sama mamas. Dulu, aku pengen banget liat mamas punya brewok yang gabung dari kumis dan jenggot sampe pipi. Tapi kan yaa ga mungkin si mamas punya begitu, dari genetiknya aja ga ada. Eh sekarang nih, ada kamu, hisak, yang punya brewok :3 aaaakk kiw kiw kan. Subhanallah ini itu semacam apa yaaa, rejeki atau bagaimana yaaa. Subhanallah. Karena ini seperti sudah digariskan oleh Allah. Alhamdulillah. Aku diberi kesempatan berteman dengannya. Alhamdulillah tiada tara.


Lalu, maafkan aku atas rasa ingin tahuku terhadap kamu, Romeo, dan seorang kekasih lamamu. Maafkan aku beberapa kali membaca text diponselmu. Maafkan aku. Maafkan aku atas penasaran ku yang tinggi. Aku ingin mengetahuimu, tapi mengapa aku takut menanyakannya sendiri kepadamu. Ah aku takut malah menjauhkan ku denganmu. Sungguh. Tapi kita pernah mencoba kala 7 Agustus 2014 lalu. Tapi kita masih bersama saat ini dan semuanya jauh lebih baik. Oke bukan bahasan ini.
Ya, kepadamu. Aku takut kamu membuatnya jauh dariku. Membanyanginya lebih dariku. Mengisinya penuh. Ah bodohnya aku, aku ini siapanya. Sudah, semuanya aku baik-baik saja.

Taukah kamu, kita hampir terhubung oleh sesuatu. Kita ternyata dekat. Kamu teman dari 2 sahabatku. Percaya kan, kita semacam jodoh. Haha. Dan aku terlau jauh mengetahuimu melalui blogmu. Sedikit aku mengetahuimu dari situ. Kurasa kamu juga masih mengharapkannya ya. Aku pun begitu. Aku tahu kamu kenal jauh lebih lama dariku, sedangkan aku hanya orang baru yang berusaha memahaminya. Kurasa kamu cantik, baik, energik, dan entah. Aku rasa kamu masih bisa merebut hatinya. Lucu. Aku berusaha sekali menahan rasa ini. Intinya, entah bagaimanapun esok, aku tidak ingin menjauhkan kalian. Justru aku ingin mengenalmu. Menjadikanmu sebagai teman. Kamu suka merajut kan? Mungkin kita bisa saling merajut bareng. Aku ga ingin memisahkan kalian. Kalian sudah lama, dan jagalah hubungan itu. Mengertilah, aku juga berusaha mengerti betapa kehilangan itu tak enak.

Dari blog mu, kamu direct ke satu blog, http://nadhira-arini.blogspot.com/2013/11/ketika-dhira-jatuh-cinta.html?m=1 yang membuatku hampir menangis, kala aku menasehati diriku sendiri dihadapan kaca. Blog yang menceritakan tentang pacaran, menahan pandang, harap, dan rasa.

"Hai, Agustin Pratiwi, kamu gadis cantik. Kamu pasti bisa melewati banyak hal. Udah jangan dipikirkan omongan banyak orang. Biarlah yang berlalu berlalu, kamu tatap masa depanmu. Sekarang pastikan kamu memantaskan diri sendiri terlebih dahulu, banyak lah berbuat baik, banyak bermanfat buat banyak orang. Pasti Allah ganti. Tenang lah, tak apa abntu Hisa sebisamu, bantu ia sesuai dengan kemampuannya. Tak apa, akan ada pangeran yang segera menjemputmu."

Kukatakan seperti itu kurang lebih. Dari situ aku tersadar, betapa aku masih kecil, belum banyak bermanfaat. Ya Allah semoga masih Engkau beri kesempatan. Bismillah semoga aku masih bisa menjadi yang bermanfaat bagi mereka yang membutuhkanku.

Dan sore ini aku kepo lagi kepada wanita yang hampir menyelesaikan gelar profesinya. Aku membaca beberapa tulisan via note dii facebooknya, membuat aku semakin mengagumimu Kak. Kau tampaknya bukan wanita biasa. Kakak cantik, menurutku kamu wanita hebat yang juga memiliki adik super tapi butuh motivasi hihi. Aku membaca tulisan yang kurasa kamu ketik sendiri, dan itu bagus, berbobot, berisi. Aku salut, aku kagum. huwa. Ini semakin membuatku minder. Sungguh. Aku minder apakah aku bisa menjadi bagian dari keluarga kalian dengan aku yang seperti ini. Sungguh, itu pertanyaan yang berkutat dalam otakku. Tapi maaf kan aku lagi ya Allah bolehkan aku membayangkan sejauh itu? Dosakah aku seperti ini ya Allah. Ampuni aku ya Allah, tapi izinkan ini adalah suatu harapan yang utarakan padaMu. Izinkan lah ini menjadi pengobat rinduku. Izinkanlah aku meminta ini pada engkau. dan izinkanlah Aku cukup pantas mendapatkan ini ya Allah. Namun jika bukan, pastikan akan ada yang terbaik bagiku dan segera mendekat. dan ya Allah izinkanlah tulisan ini menjadi doa bagiku kepada Engkau.

Minggu ini ditutup dengan pagi yang ku keluhkan pada sang Ibunda. Ia yang mengetahui ku tentang sisiku yang paling buruk, kukeluhkan tentang gurauan jodoh. Ibu masih menginginkan mendapat seorang Perwira. Nah itu juga yang kuingin. Beberapa waktu lalu hanya bisa menatap punggung-punggung tamtama yang sedang lari. Dan melihat sesosok pria gagah dengan pakaian cukup pas badan berwana kuning kecoklatan. Aku, selalu sumringah melihat seperti itu. Astagfirullah. :B Tapi angan ini masih merajuk kesana. Tapi bagaimana bisa, orang aku maennya dikandang terus, masa bisa ketemu perwira hihi. Yang ada perwira jerami kacang tanah yang sedang berjuang demi 4 sks terbesar dalam studinya. Semoga lancar dan sukses ya :)
Jodoh akan segera datang diwaktu yang tepat :)
Beberapa paragraf diatas adalah tulisan absurd curahan hati mahasiswi tingkat akhir yang dibingungkan dengan rasa dalam hati, dibaolak balikkan dengan manusia lainnya, diajarkan oleh Tuhan tetang hidup melalui mata, hati dan telinganya, serta disadarkan oleh manusia lain bahwa dirinya bukanlah suatu yang sia.
Minggu, 28 September 2014

Helping each other

Beberapa kejadian dalam hidup membuat kita banyak belajar. Terlebih aku. Aku masih perlu banyak belajar. Dan perlajaran hidup ini yang sedang aku pelajari "Helping each others".
Bukan hal mudah memang. Tapi bagian gambar dari ini memotivasiku untuk selalu berbuat baik, ikhlas, dan berusaha menahan harap dan pamrih. Terlebih jika itu untuk mu yang ku sayang. Mari saling membantu, menciptakan kesuksesan bagiku dan bagimu. Hanya itu. Seperti yang sedang kulakukan untukmu, Indian Romeo.

 

Blog Template by BloggerCandy.com