Sampai titik ini, kusadari aku hanya yang biasa pun tidak.
Banyak sisi kurangmu, begitupun aku yang lebih banyak kurangnya.
Katakanlah aku mungkin hanya seperempat sempurna.
Dan kau bisa hampir tiga perempatnya.
Bisa (kah) kita menjadi satu agar menjadi sempurna
Atau harus (kah) kita selalu mengorek masa lalu agar saling tahu.
Akan (kah) ada sepakat bagi kita untuk tidak menanyakannya.
Setuju (kah) kita hanya diizinkan membahas masa depan.
Bersegerahlah kau datang menjemputku, Sang Pangeran.
Senin, 13 Oktober 2014
Satu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar