Sesekali, datangnya hujan sebaiknya kita nikmati.
Seperti aku, siang ini, menikmati hadirnya.
Aku duduk menghabiskan hampir setengah jam menghirup aroma air diudara.
Tersenyum melihat orang orang riuh lantang menyiapkan diri saar tetesan air pertama turun.
Aromanya sesegar datangmu dipagi kala itu.
Mengaburkan lelah.
Menyejukkan siang.
Menikmati Hujan
Tak perlu lagi
Tentang Aku: Maaf dan Terima Kasih
#365haribersyukur : Februari
#2 alhamdulillah menjadi bagian dari ini. selamat atas profeciatnya Prof!
#3 waktu luang! :)
#4 Alhamdulillah nikmat Allah :)
#5 Alhamdulillah berbicara singkat
#6 betapa hebatnya ilmu pengetahuan diiringi denganNya ;)
#7 waktu senggang!
#8 alhamdulillah merajut
#9 alhmdulilah
#10 bismillah semoga ada jalan terang :)
#11 yuk bismillah lebih terang..permudah ya ya Allah :')
#12 hujan membuat kami tertahan
#13 alhamdulillah rerempongan
#14 waktu senggang dan badai
#15 jalan jalan sore menikmati pantai
#16 GR
#17 YEAYY Wisudaaaaaahh :D
#24 proposal done :) let it be revised
#25 alhamdulillah
#26 bismillah lancar
Hujan
Saat hari-hari bergulir tanpa kata yang bergeming. Terselip pertanyaan yang ingin kulontarkan. Mungkin, aku pasti akan menanyakanmu bertubi-tubi, menjatuhi padamu seperti tetesan hujan. Dan kamu, pasti akan terdiam bahkan syaraf mata pun enggan bergerak. Seolah tertegun atas hujan tanya yang tak bisa kamu hindari.
Beruntunglah, Tuhan menghadirkan tadah menampung jawabmu. Jawabannya bukan darimu. Jawaban yang mewakilimu. Tuhan Maha Penyayang. Ia tak membiarkanku menunggu bibirmu bergerak. Ia begitu tahu betapa menyedihkan menghujani arang, yang hitamnya tak akan luntur terbawa air. Ia juga tahu bahwa sesungguhnya hujan ini begitu menyegarkan bagi lahan tandus yang sejatiNya sedang Ia persiapkan.
Hujan yang lebat kadang membawa angin, hingga tercipta badai. Memporak porandakan alam. Tapi selalu, penyejuk datang. Langit biru terpampang. Awan berarak. Hingga tercipta pelangi.
Malam Minggu
21 Febuari 2015. Hari ini ada konser Sheila on 7 dan Tulus. Sayang ga bisa nonton karena kehabisan tiket. Padahal pengen banget nonton untuk meluapkan emosi. Pasti seru banget Padahal juga udah ngerencanain dari lama. Ada yang ngajakin aja sampe aku PHPin. Ah mungkin kualat.
Jadi, sabtu ini selo banget. Menikmati hari libur dirumah. Merumahkan diri kurasa. Karena weekdays hampir memaksaku diluar bahkan sampai petang. Kegiatannya ada ada saja. Tapi yang paling penting adalah kumpul bersama teman dan sabahat.
Okay. Malam ini cukup membuatku tersenyum. Lebar. Dan bahagia terselip. Kala aku membaca tulisan tumblr Kurniawan Gunadi. Siang tadi aku juga dikirimi link akun tumblr yang cukup bagus untuk jadi bacaan.
Malam ini pula, sebuah pertanyaan terlontar.
"Pacarmu orang mana dek?"
"Hahaha. Gak punya pacar Mbak. Cariin sih.."
Menjawab pertanyaannya cukup melegakan. Bahkan tak ada sesak didada. Mungkin ini efek dari mengikhlaskan banyak hal. Ah. Leganya. Begitu menyenangkan.
Oiya, buat kamu rahasiaku, selamat malam ya. Semoga malam minggumu menyenangkan. Semoga rintitan doa mengarahkan kita pada petunjuk agar kita segera dipertemukan..
:)
With love,
Your half-soul
Selamat Y
Bercerita dengan penuh semangat.
Terdengar bahagia mencuat.
Terdengar balasan datar seolah dibuat buat.
Mungkin hanya untukmu.
Oh kusumbang sedikit untukmu.
Tersenyumlah selebar pikiranmu.
Jangan tertunduk meratapiku.
Bahagiaku sudah tanpamu.
Semoga semesta merestui.
Hingga karbondioksida terakhir yang dihepaskan.
Rasa
Sebuah rasa yang tak bertuan.
Ia ingin sekali pulang.
Ia ingin juga diakui sang tuan.
Berharap berlabuh.
Karena terasa lelah mengetuk pintu tuan.
Mengiba pada angin.
Yang hanya mengarahkan pada rindu.
Jika lusa tak jua bertuan.
Ia sirna.
Terhempas jalanan.
Dengan jejak langkah gontai.
Diatas tanah bertuliskan:
Tuan, tidakkah kau sudi membuka segala indramu agar aku bisa membaur?
Hening.
Nanar.
Lalu pupus tersapu masa.
Hati hati ya
Jika ada yang mendadak bertanya tentang hidupnya dan cukup spesifik, berhati hatilah. Karena orang tidak sebijak itu dalam mengolah informasi. Bukan bermaksud untuk menutupi atau meyembunyikan perilah tersebut. Tetapi menyamarkan isu jauh lebih baik. Meski pada akhirnya isu akan menyebar dengan caranya sendiri dan berkembang dari prasangka banyak manusia.
Sesungguhnya tidak lah mengenakan mengusik terlalu dalam tentang kehidupan seseorang. Balikkan saja, jika kita sedang berada dalam posisinya, apakah menyenangkan diperlakukan seperti itu. Jika mereka yang bersikap seperti itu adalah orang orang yang menyuplai sebuah kehidupan, tentu mereka patut dipertimbangkan.
Jika mereka hanya sebatas tidak tahu diatas keingintahuan yang berlebih, maka jawablah dengan senyum semanis mungkin. Dan jawab dengan kalimat : "Doain aja yang terbaik untuk kita semua".
Atau lebih enak lagi, ketawain aja kali ya. Ha. Ha. Ha.
Malam.
Kamu yang kepo :)
Don't Worry
Iri, Boleh?
Halo blog. Sedikit bercerita tentang aku dan bebebku yang paling iyuh. Hahaha. Anita kurniawati namanya. Dia setahun lebih tua dari aku. Dia juga sudah menyelesaikan profesinya. Lalu sibuk dengan mbak nana dan hobinya merajut. Aku bisa merajut pun karena didikannya. Keren kan. Hahaha.
Diawal tahun kemarin dia kembali didekatkan denganku setelah kami terpisah karena kesibukan masing masing. Ia juga tahu betul tentang goyahan hatiku. Baik dengan mantanku, mas lampung, hisa, cecep, atau siapapun dia hampir banyak kucurhati. Begitu pula dia banyak bercerita. Diawal tahun itu, kami diantara kegetiran. Dua orang jomblowati koplak yang sering menghibur diri sendiri tatkala tiada pasangan untuk menghabiskan waktu. Sering kami saling mengejek hanya untuk melepaskan gelak tawa. Tapi lebih sering kami merana akan ketidak jelasan hidup tanpa seorang pria yang didamba.
Dia yang kerap mengajariku untuk stay high sebagai seorang cewek. Dia juga yang kerap memarahiku atau mengacuhkanku kala aku galau berlebih. Dia juga yang mengajarku untuk mandiri tanpa perlu seorang yang didamba mendampingi kemanapun. Dia juga yang mengenalkanku dengan teman temannya seolah dia membuktikan bahwa jangan bergantung hanya pada satu orang.
Namun, entah sejak kapan, nasib dia lebih baik. Dia merajut cinta bersama Darma. Tampaknya dia begitu senang. Karena pada akhirnya ada yang ia labuhkan setelah lelah dilanda ketidakjelasan. Dibalik kisahnya dengan Darma, dia banyak menghabiskan waktu berdua. Entah hal besar atau kecil ada atau tidak ada kegiatan, mereka hampir banyak bersama. Jelas tak seperti nita yang dulu mengagungkan kesendiriannya. Semuanya tampak berbeda.
Hingga suatu hari, aku sempat berbicara dengannya perihal ini. Dia pun menyadari itu. Tapi disatu sisi dia pun membuat pagar yang cukup kuat jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Hanya saja aku iri. Iri saat melihat Darma mengikuti nita kemanapun bahkan saat kami dan teman teman lainnya bertemu. Atau saat darmo berjualan mba nana bersama. Atau saat dia menemani ke toko Jolie untuk membeli benang dan menggulungnya untuk nita. Atau saat rumah seperti kapal pecah dia yang membersihkannya. Atau saat kami bersama, darmo pun bisa membaur dengan kami.
Ah betapa irinya hatiku.
Hingga pertanyaanku menyeruat, akankah ada Pria Surgaku bersikap seperti itu? Pasti Sudah disiapkan Allah. Aku percayakan saja.
Beruntungnya aku. Darmo tidak mengambil nita sepenuhnya. Dia masih menyisakan nita untukku, dan kawan kawannya.
With love, xoxo
Apalah Aku
Saat hari senin, selasa lalu bergulir hingga sabtu. Dan tiada balasan yang ditunggu. Sebagai pengobat rindu, Dia berikan penawar meski hanya melalui mimpi. Tercengang tak percaya lantas kecewa.
Beberapa hari berlalu, memang tidak selamanya sejalan dengan yang diharap. Tapi jika hanya diam yang ada, takutku akan ada topan yang semakin besar mengaburkan suasana diantara aku dan kamu. Lantas ia menjauhkan yang seharusnya dekat. Atau setidaknya biarkan biarkan tetap seperti sediakala. Bukan seperti ini yang aku mau. Jauh sejauh samudra dan daratan. Membisu dari mulut yang bersua.
Jika diam ini hanya ilusi penggambaran tenangnya kita, untuk apa bersikap seperti ini jika memang semuanya baik baik saja. Tapi jika suasana ini keruh, ijinkan aku menyaringnya terlebih dahulu. Jika suatu saat ada kata maaf yang berlebih dariku, kuharap itu bisa mencairkan suasana yang kaku. Jika kamu berprasangka tentang aku, silahkan sesukamu. Maka, itulah aku dimatamu yang hanya berusaha melelehkan hati yang beku. Selamat atas Kamu yang kupandang lebih dari 3 tahun ini.
Sibuklah
Bukankah masih banyak buku yang belum selesai kamu baca?
Bukankah kertas warna warni itu belum selesai dijadikan paper quilled?
Bukankah tulisan dalam hatimu belum sempat kamu tuliskan dalam blogmu?
Bukankah tas rajutanmu belum selesai kamu dijadikan tas?
Bukankah kertas gambarmu masih putih belum terlukis sedikitpun?
Bukankah tanah liat yang kamu simpan masih tetap berbentuk gundukan?
Bukankah masih banyak resep yang ingin kau jadikan makanan?
Bukankah kemampuan berkudamu masih sebatas trout pun belum lancar?
Bukankah caramu berenang masih menggunakan pelampung?
Bukankah banyak hal masih belum kamu selesaikan dengan baik dan benar?
Bukankah hal-hal tersebut adalah kegiatan yang begitu kamu gemari?
Bukankah kamu merindukan hal-hal tersebut kembali berjalan?
Lantas mengapa kamu menyibukkan diri dengan mementingkan banyak hal yang tidak mementingkan dirimu?
Lantas untuk apa kamu mementingkannya jika tidak membuat mu bahagia?
Bukankah hal diatas adalah salah satu jalan kebagianmu?
Bukankah kamu lebih baik menyibukkan dirimu dengan segala galanya, hingga sibukmu akan mengarahkanmu pada ego diri yang lebih baik?
Maka, sibuklah.
Lalu, berhenti terlalu menyibukkan pikiranmu diisi dengan yang tak penting!
#note your self :)