Segala upaya yang aku lakukan hari ini kuharap adalah bentuk
kebaikan. Meski kadang irasonalitasku tertinggal disuatu tempat. Segala upaya
yang aku lakukan karena aku menyukainya. Tak perlu kau tersanjung, aku sedang menabung. Jika upayaku turut bermanfaat bagimu, semata karena ijin-Nya.
Dalam upayaku, sering kali aku tak peduli saat orang
lain berbicara mencibir, aku tetap menutup telinga. Tak peduli saat dalam
perjalanan aku terluka, aku tetap melangkah. Tak peduli saat pasang wajah
mengacuhkanku, aku harus tetap tersenyum.
Berbuat kebaikan tak selamanya berbalas pada objek yang
dituju. Berbuat kebaikan tak selamanya disambut baik pula. Berbuat kebaikan
lebih kerap menguras emosi.
Tetapi dengan berbuat kebaikan, ia mengarahkan pada hal
baik. Bukan kah begitu? Bahkan Allah sudah meminta kita untuk fastabiqul khairat―berlomba-lomba dalam
kebaikan (QS Al Baqarah 148).
Sudah jelas, tak ada yang salah dengan berbuat kebaikan. Kurasa persyaratan
pesertanya hanya satu dalam mengikuti lomba ini yaitu jiwa dengan tameng iman yang
kuat. Hanya ada satu musuhnya, prasangka buruk manusia―yang lebih mematikan dibandingkan belati manapun.
Mari berlomba dalam kebaikan sebagai tujuan dalam hidup. Kelak
kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang memiliki tujuan sama.
Selamat malam para pejuang.
*Tulisan ini hanya sebagai pengingat diri dari diri sendiri yang juga sedang belajar
0 comments:
Posting Komentar