Aku kira
kau diam. Namun kau masih sama. Aku tertegun, sembari berusaha mencuri senyummu.
Jelas diseberang adalah kamu menatapku. Dan kau pun berusaha mengalihakan
padanganmu sebanyak dua kali, ya? Kala itu, aku tak bisa menahan bibirku untuk
menggembangkan senyumku padamu. Rasanya sungguh sederhana, bahagia. Menyenangkan
ya, kala sapaan singkatmu meluruhkan dugaan burukku padamu. Aku tersenyum,
dalam hati bersyukur.
Siapa
kamu? Adalah kamu yang tetap menjadi kamu. Dan kamu yang tetap menjadikan aku
adalah aku. Biarkan aku dan kamu mengalir apa adanya. Tetap pada pilar egoisme
mewujudkan mimpi diri, ya. Biarkan aku dan kamu menjadi selayaknya diri. Sampai
disatu hari kita memang sudah disiapkan untuk mengarungi bumi.
0 comments:
Posting Komentar