Jadi, aku tak sabar. Bercerita. Atau membual dengan kata-kata.
Jadi, begini rasanya. Beriringan. Bukan dalam melangkahkan kaki dijalan setapak.
Adalah damai. Ketika beriringan bukan lagi kaki, tapi ego. Lebih luas dari itu, hati ikut tertunduk.
Begini rasanya, beriringan dengannya yang justru tak bisa mengimbangi langkah kakimu.
Ada haru yang terselih saat ia mampu mengimbangimu dengan sahdu dalam setiap tekukan kaki pada sujudmu.
Begini rasanya, segala doa yang tercurah terwujudkan sebagai ujian.
Perlu ikhtiar yang luar biasa karena nyatanya keajaiban itu jauh lebih besar dibandingkan angannya.
Begini rasanya, dijatuhi hati pada satu ithikat baik yang belum jua mencapai hilalnya sampai sampai ingin segera menjemput hilalnya secara paksa.
Rasa ingin meledak. Mendesak. Agar segera.
Wallahualam :)
Begini Rasanya
Apa kabar.
Suatu saat, jangan terheran ya jika aku tak pernah bersua denganmu tiba tiba menanyakan kabarmu. Maksudku tak buruk. Mungkin sedikit baik banyak hinanya. Anggap saja sebagai penyambung silaturahmi. Boleh jika kau menggapnya sebagai rasa ingin tahu langsung.
Hai, apa kabar? Lama sekali ya. Tak bersua. Bahkan lupa rasanya menyodorkan secuil senyuman. Dulu sepertinya pernah bercakap cakap bahkan dengan gurau. Sekarang, aku bercakap dengan lainnya membahasmu menjadi bahan gurauan.
Hai apa kabar? Hidupmu nikmat dan tak sebercanda itu kan? Aku tahu aku terlalu berkutat pada sesuatu. Bahkan sampai hampir lupa menikmati prosesnya. Sedang kau, ada nikmat yang terlalu banyak diambil. Sampai kau lupa, rasanya berjuang kembali.
Hai, apa kabar? Aku hanya menerka, 3 kata basa basi itu akan kulontarkan ditahun ke berapa ya? Entah, sekarang tampaknya tak ada kesempatan untuk itu. Mungkin sebaiknya kita menunggu moment yang tepat. Bukan kita, mungkin hanya aku.
Hai, apa kabar? Bahkan kata itu tak perlu terucap dari mulutmu. Ada umpatan lain yang membuatku sadar bahwa kau masih sama. Tak perlu basa basi. Tak perlu pengantar. Kau masih sama. Aku yang berbeda. Mungkin, 3 kata ini juga tak akan kuucapkan padamu. Terlalu janggal rasanya jika biasanya langsung menyapamu dengan penggalan namamu.
Hai, apa kabar? Kali ini ada yang hangat. Menanyakan kabar. Tentang hariku. Tentunya tentang aku. Kita, semoga dipermantap dan dipermudah.
Aku ingin
Aku ingin berhenti belajar pada ruang belajar. Aku ingin berhenti mengejar angka yang hanya terkapar pada kertas bermotif emas. Aku ingin keluar dari segala hal yang menjebak pada embel-embel dibelakang atau depan nama. Aku ingin lepas dari kungkungan kertas kertas pertangungjawaban pada manusia.
Aku ingin berhenti. Lalu memulainya lagi sebagai orang tak umum.
Yang belajar tak melulu dikelas.
Yang makan tak selamanya diresto mewah.
Yang hidup tak merisaukan hujatan semesta.
Yang segalanya aku lakukan karenaNya.
Tapi, diujung sana ada yang menahan dan berkata, "Jangan"
Desember
Terakhir Oktober, jika aku tak salah.
Alhamdulillah, antara Oktober sampai Desember 14th banyak hal yang jauh lebih baik.
Segala yang ingin aku tuliskan adalah banyak. Namun, aku memilih menanti. Menanti saat yang tepat untuk benar-benar memberimu kesempatan saat kau senggang untuk sekedar menelisik tulisanku.
Sudah Desember dan sebentar lagi Januari. Tahun pun turut berganti. Akan seperti apa tahun depan? Akan ada apa di tahun depan? tampaknya ada yang sangatberharap ada banyak perubahan yang terjadi di tahun depan.
Sampai jumpa di tahun depan. Jika aku sabar, aku akan kembali di tahun depan. Namun, jika tidak, aku mungkin sudah menjabarkannya padamu :)
Have a good day. Happy 14th
Sudahkah?
Sudahkah kamu selesai dengan dirimu sendiri?
Sudahkah kamu siap menerima suatu niatan baik?
Sudahkah kamu selesai dengan luka lama?
Sudahkah kamu menutup kesalahan dalam dalam?
Sudahkah kamu menepati segala janji yang menguap?
Sudahkah kamu menyaksikan pergantian siang dan malam demi mendapat petuahNya?
Sudahkah..
Aku tak tahu, apakah aku mencapai tahap sudah. Aku hanya membiarkannya mengalir. Biarlah.
Fighting!
I dream a big dreams. I dream and still sleeping to make it come true. I got the golden ticket, a permission from my heroes. They let me flying to the highest. They let me reach those dreams. They ikhlas when I be not arround them for couple years.
And, so blessed I am, a spirit, not only come from them, but also come from people surround me. Even they are not directly support me, but they already give an example. They did so well, then good things just came. So, those lesson I still keep in my mind, my heart, and I make it as quote of me ^^
I dont know what is Allah's plan. But I believe He make the best for me. The atmosphere arround me are completely good to reach my dream. But we live in people thought, I just take it easy. Leave it to behind and pretend not hear even a word. They not support our live, why we always listen to them. Just be pretend, trust me :)
So, once again. Live your best life, like my besties said. Dream your bigest dream. Sometime unpredictable thing just come yo us began with a dream, my lecture said (Widi, 2002). Oiya, she is one of my best lecture who support me and really really support me for taking course at same univ. I'd like to thanks to Allah, may we always have favor and He add it more often.
Good night.
Have nice and big dreams!
Tjinta
Jika tjinta fatamorgana, aku pilih mentjintai Tuhan dan Tuhan mentjintaiku sadja.
Sembari menunggu kenari berpuasa suara,
Se-insjaf kesombongan tertunduk karena tua.
Toh senjum lebar belum berarti tjinta, masih mungkin ia hobi melawak.
Balasan pandjang belum berarti asa, kali sadja ia kuli tinta.
Sudah latjur air tenang menghanjutkan.
Biarkan anak ketjil mentjintai pelangi, kalaupun tjapek ia pulang djuga.
Ada benarnya jika cinta pada Tuhan dan Tuhan mencintai kita maka Tuhan akan mendekatkan cinta semesta pada kita.
Ada benarnya jika kuli tinta hanya mampu menyampaikan sejuta aksara tanpa mampu memberikan penjelasannya.
Ada benarnya tersenyum lebar adalah bagian dari berbagi dengan cara yang sederhana.
Ada benarnya aku memilih belum mencintaimu tapi mengagumimu bak anak kecil yang terpesona pada semburat halus pelangi yang munculnya sesekali.
고마워요
Terima kasih datang sebagai penyemangat dikala Allah tau gundah gulanaku.
Terima kasih atas pembeberan yang bermakna meski belum sepenuhnya berbalas.
Terima kasih telah mematahkan hipotesis wanita lebih rajin dari pria.
Terima kasih tetap tegar dan ikhlas atas sesuatu yang mungkin sudah pasti.
Terima kasih untuk senyuman dan cerita yang tersimpan dalam memori.
Semoga Tuhan melapangkan segala upayamu.
오빠, 화이팅!
Jangan. Jangan.
Biarkan melambung sesuka hati.
Menerka aksara.
Menatap semesta.
Mengharap keajaiban.
Jangan bersembunyi.
Jangan pula biarkan terkukung.
Berlari seperti batita belajar.
Acuh pada kerikil tajam.
Mengepak sayap setinggi angkasa.
Tak peduli berapa tinggi langit.
Tersenyum bagai manekin tak bersuara.
Menghiraukan suara manusia tak bertuah.
Jangan berhenti.
Terus merapal rintitan doa.
Membisu pada manusia.
Mengeja pada kaligrafi suci.
Menangis deru pada Tuhan.
Everythings is much better
Yes. Everythings is much better when I leave the rest to You, Allah.
Banyak yang terjadi akhir akhir ini. Hampir semuanya tidak bisa kutangani dengan sendiri. Maka, keputusan yang mampu kubuat adalah memasrahkannya padaMu. Aku menyerah. Entah untuk kali keberapa. Aku merengek lagi. Mungkin tak pernah habis rengekanku kepadaMu.
Ya memang tak ada lagi tempat mengadu segala pikiran yang mencuat kesana kemari, hati yang gundah gulana, tubuh yang makin menurun kondisi fisiknya, bahkan semangat pun kembali diobrak abrik, kecuali Engkau, Allah.
Aku menyerahkan padaMu segalanya. Bahkan saat satu persatu Engkau mengambil titipanMu, Engkau pasti akan menggantinya dengan yang lebih baik. Aku percaya janji Engkau Ya Rabb.
Maka, ijinkan aku terus bersyukur. Ijinkan aku tetap menunduk untuk tak mendangak melawanmu. Ijinkan aku tetap demikian, agar Engkau senantiasa menambahkan nikmatMu.
Wallahu a'lam. Segala puji bagi Allah Tuhan pemilik semesta.
Agustus
Agustus.
Jika dibilang ini bulanku, tak sepenuhnya. Ini bulan kita semua. Hanya saja aku diberi kesempatan lahir dibulan ini. Terlebih lagi namaku jelas sekali mengarah pada bulan Agustus ini.
Agustus.
Selamat datang dibulan Agustus calon gadis cantik. Berbaik hati sekali Tuhan mendatangkanmu dibulanku. Aku kira kau akan datang september nanti, sama seperti ayahmu. Aku melihatnya sebagai pengingat dari Sang Khaliq untuk ayahmu melalui kau. 21 Agustus (jika aku tak salah) adalah kebalikan dari tanggalku. Pasti sampai tua nanti dia akan selalu mengingat tanggal kita, yang berkebalikan itu.
Semoga kau memiliki kehidupan yang lebih baik dari ayahmu. Semoga dengan hadirmu segala kekakuan dan kebekuannya bisa kau lelehkan. Semoga kau bisa banyak mengajari ayahmu tentang kehidupan dalam lingkup kecil, keorangtuaan dan hal hal lain yang tak sempat kusampaikan padanya. Bawalah kebaikan sebanyak banyaknya.
Tuhan begitu adil ya. Ketika dahulu ada yang mendamba jagoan namun gadis yang muncul. Kurasa Ia bermaksud untuk mengajarimu akan aku, melalui gadismu. Kuharap gadismu tumbuh dengan cerdas agar dia mampu menangkas segala godaan makhluk jahat yang tak selamanya bisa kau bentengi. Peliharalah dia sebagaimana kau memelihara egoismu agar tetap menang.
Berbahagialah!
Day by Day
So, let me sing to cure my own, without any explanation from you.
Self Blooming
Wanna bloom your self? Try selfie. Nowdays, selfie is so popular. Take a picture by your own gadget really cure you from feeling blue. You can make your emoticon by your face. That's up to you wanna look pretty, ugly, annoying, silly, smart thats depend on you. So, i called it self blooming. Bloom your day and get your mood back. And this kinda annoying face from me who had bad mood today. But, i got it back. Thanks God, I am in era modern. Huahaha.
(Pardon me, if you really sick see my face)
Blue
I love blue. Really love those kind of blues. Sky. Water. My suit full of kind of blue. I dont know why, but blue can bring some happiness in my life.
This night, blue comes. Blue feeling. If you know what i mean. How sick you are and really not comfort with anything arround you, i called it blue feeling. I cant say too much here, but this blue feeling already grab my mood and bring some uncozy feeling. And bad one when writting these word, i dont know exactly what i wanna say. So sorry, blue feeling make me like zombie.
Kesepakatan Kami
Hingga pada akhirnya, kami pun sepakat.
Bahwa kenyataan dalam menjalin sebuah hubungan tidaklah semudah bualan yang dituturkan para pemberi nikmat ulung. Bahwa ada sesuatu lebih dari sesuatu yang harus dijaga lebih dari apapun sebelum hingga akhirnya bisa dijaga bersama secara halal. Bahwa jelas tak mudah menjalin hubungan tanpa ada pengikat apapun justru malah nafsu yang disertamertakan bersama nama cinta. Bahwa sebaik-baiknya pribadi adalah dia yang mampu menjaga diri dengan baik jauh dari godaan setan yang berkelana dengan berbagai bentuk cobaan. Bahwa menjadi satu pun bukan perkara mudah seperti membeli permen karena perlu melibatkan banyak subjek pendukung sebelum cinta bersemi bukanlah hanya dua insan yang merasa dimabuk cinta. Bahwa jatuh atas nama cinta pun tak lah seelok cupid yang berterbangan menebar benih asmara karena lebih baik jatuh cinta karenaNya.
Selamat ya
Dan terima kasih.
Ikhlas (?)
Jadi, mengikhlaskan seseorang yang terkasih merupakan hal terberat, ya? Bukan hanya dia yang kau puja sebagai dambaan hati, tetapi mengikhlaskan dia darah kandungmu, bukan perkara mudah ternyata.
Bayangkan saja, ketika anugrah terindahNya yang kau hadirkan dalam kehidupanmu, tiba-tiba diminta oleh orang lain yang belum tentu kau kenal dekat. Sesungguhnya dia meminta dengan halus, pun dengan sungguh. Permintaan sederhana nan berat. Dia memohon begitu dengan rangkaian kata lembutnya, sembari menyodorkan segala lembar persetujuan. Kurasa ini perampokan yang halus dan benar-benar terrencana.
Maka, dengan perampokan itu, ada yang terjatuh. Bukan hati, namun jiwa menjadi sakit. Bukan terjatuh hati karena menyatukan dua insan atas nama agama, tetapi jatuh akan pikiran yang meragukan kebesaranNya. Pun sebagai manusia yang sudah begitu lekat dengan, ayat suci Qur'an dan hadist, menjadi terhuyung tak percaya. Semudah ini, Ia membolak balikan hati manusia.
Atas nama Allah, dia harus melepaskan. Meski hati tak ikhlas. Atas nama Islam, dia harus membiarkan putri tercintanya diambil paksa oleh seorang pria. Atas nama Ayah, dia menangis meskipun dia harus memasang raut palsu demi kebahagia sang putri.
"Saya sebenarnya belum lah ikhlas, jika pun dia harus menikah sekarang. Bagaimana bisa jika keduanya belumlah tuntas. Saya merasa bakti saya kepada anak belum lah maksimal. Saya juga masih ingin merasakan hangatnya anak, sebelum memang benar-benar dinikahi pria. Tapi, yasudahlah..."
....
Maka, dengan ini nikmatilah keluargamu. Sayangi mereka, sebelum nanti ada yang masuk. Atau ada yang harus pergi.
....
Tons of Syukron
Alhamdulillah. Ini bulan ramadhan penuh berkah. Sudah hari keberapa ya? Aku tak menghitung. Aku membiarkannya mengalir. Mengalir syahdu, tak perlu dihitung. Aku takut lupa hitunganku yang terakhir, hingga menyebabkan salah perhitungan. Maka, biarlah nikmat ini tergantikan dengan lainnya tanpa perlu menghitung berapa jumlahnya :)
Alhamdulillah juga banyak hal yang benar-benar membuat saya tersentuh. Hal-hal simple dikala saya sedang menurun. Begitu banyak yang Allah hadirkan untuk memberikan dongkrakan semangat. Banyak sekali yang memelukku dengan kata-katanya yang begitu dewasa. Banyak sekali yang menyapa dengan penuh hangat. Banyak sekali nikmat-nikmat yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena terlalu banyak hal-hal indah yang aku habiskan bersama mereka. Alhamdulillah, Allah memberikanku kesempatan untuk meratakannya kepada para sahabat.
Bagaimana saya bisa membalasnya? Insya Allah dalam doa sudah ku sematkan mereka. Setidaknya berkata hal yang baik untuk mereka, itu sudah menjadi sebuah upaya untuk membalasnya. Karena doa adalah usaha terbaik. Percayalah. Tons of syukron for my Lord, Allah. Thank you for the best gift ever.
Jazakhallahu khairan.
Best Regard,
Agustin P ❤
90/60
Terjatuh
Terjatuh bisa saja menjadi musibah. Terjatuh dari dari bangku yang tak kuat menahan berat kita, misalnya. Atau jatuh sakit. Terjatuh juga bisa jadi pada hal yang menyenangkan, jatuh hati misalnya. Tapi bisa jadi tak sesuai dengan harapan. Semua bisa saja terjatuh.
Maka, dengan ini terjatuh tidaklah menyenangkan. Ketika ada kerabat yang sedang terjatuh, maka aku atau kami berusaha untuk menyelamatkannya. Setidaknya kami berusaha membantunya berdiri. Atau paling tidak, membuatnya kembali terduduk seakan sedang menikmati sepoinya angin sore.
Tak banyak yang bisa kami lakukan, hanya saja ada didekatnya dan bisa memberikan kembali keceriaan yang dulu pernah dihabiskan bersama, rasanya sangat cukup. Tapi seiring berjalannya waktu, banyak kami yang ditelan dengan kesibukkan masing-masing. Maka menolong mereka yang sedang terjatuh dapat dilakukan dengan berdoa.
Terima kasih, kala kami terjatuh anda selalu ada bagi kami, terutama bagi sang pemilik rahim yang nyata diantara kami. Terima kasih tetap menguatkan. Semoga anda tetap kuat dengan cobaan yang Allah berikan. Allah begitu merindu anda, tante. Mungkin juga Allah merindu yang lain, tapi dengan anda dijadikan umpan sebagai pusat kembalinya mereka kepadaNya. Semoga semangat dan mukzizat Allah sangat nyata dan mematikan sel ganas yang menggerogot. Lekas sembuh dan kembali dalam hangatnya kekeluargaan. Aamiin :')
Menjadi Dirimu
100/70
Ketika Semakin
Selamat malam lagi. Selamat istirahat ya.
Sudah 23 kurang beberapa bulan menyesaki bumi. Semakin tambah umur, jadi semakin berpikir tentang banyak hal. Semakin banyak membaca, juga semakin membukakan mata dan pikiran. Semakin banyak berdiskusi dengan yang terdahulu, semakin saja luas pandangan. Maka, segala yang semakin tersebut justru membuat saya semakin bingung hihihi
Jika kau bersedia bertanya "mengapa?". Maka jawabanku adalah karena semakin bertambah usia kita, harapannya adalah kedewasaan semakin meningkat, meskipun belum ada alat ukur pasti yang bisa mendeteksinya. Namun, semua itu tampak dari beberapa pemecahan dan keputusan pribadi yang kita ambil untuk langkah selanjutnya, yang pastinya semua orang berbeda masalahnya. Masalah-masalah yang tak sama antara manusia lain ini lah yang terkadang membuat kita untuk saling berdiskusi, berbagi pengalaman. Banyak dari kita yang mampu menggambil hikmah dari pengalaman hidup, baik yang dia alami sendiri atau yang terjadi pada orang lain.
Dan, semakin banyak interaksi yang kita lakukan antar sesama baik makhluk hidup maupun ciptaan Allah lainnya, sampai pada satu titik bisa menggoyahkan niat kita. Bukan berarti memendam sendiri adalah baik, tapi kadang segala sesuatu yang ditanggung sendiri terkadang kurang maksimal. Mengingat Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain.
Sampai detik ini saya berterima kasih, bahwa Allah memperkenalkan saya dengan mereka-mereka yang mampu memberikan saya kritik dan saran demi perbaikan masa kini. Atas masukan dari curahan kebimbangan saya haturkan nuhun. Atas mereka yang memberikan dukungan atas niat saya yang ini itu saya ucapkan terima kasih. Meskipun sampai detik ini saya masih bimbang dan menjadi semakin bimbang. Hahaha. Mantapkan niat yaa. Semoga Allah selalu menjaga mereka dan kami selalu dalam lindunganmu. Aamiin.
Selamat istirahat. Jaga kesehatan ya. Karena mahal ;)
Diingatkan Mas Gun
Selamat istirahat. Sudah malam dan saya tumben masih terjaga. Setelah ada kejadian tadi pagi, sampai sekarang efeknya masih berasa. Padahal hanya senyum dalam hitungan detik, mampu menaik turunkan hari ini. Sampai sampai tak kuasa, dan mengadu padaNya dengan urai air mata. Lalu malam ini, saya kembali lagi diingatkan dengan caption diakun instagramnya @kurniawan_gunadi. Mas Gun, seorang penulis di akun tumblrnya.
Iya hidup kita berwarna ya. Salah satunya adalah warna dipagi hari tadi. Dan banyak warna lainnya lagi. Bersyukurnya adalah Allah masih menguji kita karena Allah sayang kita. Allah merindu urai air mata kita. Allah juga merindu kita memohon lagi. Sekali lagi Tuhan baik sekali. Aku kembali berterimakasih. Alhamdulillahirobilalamin.
Selamat malam. Semoga pagi esok akan lebih baik dan Allah permudah segala urusan kita ya.
Terima Kasih Tuhan
Dika
Dika Rimbawati. Seorang wanita yang cukup baik menurutku. Aku juga tak memperdulikan hal lain. Terlepas dari hal lainnya, dia orang yang baik banget. Aku mengenalnya hampir 2 tahun. Belum lama memang, tapi kami banyak berbagi. Mulai dari pengalaman event, kerja, naik gunung, main, sampai urusan cinta. Apalagi bab cinta, dia menjadi seterbuka itu kala aku hanya kenal diawal. Tapi dia berani membaginya dengan ku tanpa tendeng malu.
Singkat dari yang panjang, dia pernah menjalin hubungan dengan pria beda agama lama sekali. Pria itu baik sampai membuatnya tak sanggup berpaling meski ada yang datang lalu pergi. Dan siklusnya dia kembali dengan pria itu. Kejadian ini berulang sampai tak ada yang heran karena saking seringnya kejadian ini. Setahun terakhir dia dekat dengan pria itu, dia pernah semacam memperhatikan seorang pria. Dan setahun kemudian, dia kembali dipertemukan dengan pria yang dia perhatikan itu pada satu event dan aku kebetulan ada disana. Cepat sekali setelah itu, proses mereka berlanjut pada keseriusan. Dan saat ini mereka sedang proses dalam mempersiapkan pernikahannya. Luar biasa ya.
Paham cerita ini mengalir kemana? Susahnya move on. (Meski ga menggambarkan move on sihh hehehe). Ini juga yang saya alami. Memang move on tak mudah, semudah jatuh hati. Bahkan jika memang bisa hidup tanpanya, ya memang. Tapi segala kenangan pasti banyak yang masih bergulit direlung hati dan otak. Ya secara masih diberi ingatan yang cukup ya. Akan berbeda jika jadi lupa ingatan. Naudzubillahiminzdalik :)
Tapi ini dia yang bikin aku kagum. Dia mendapatkan pria yang dipuja. Pria yang mampu mendampingi setiap langkahnya. Pria yang bertahan dengan segala kisah lalunya. Pria yang mau menerima segalanya. Pria yang aku rasa memang didamba kak Dika. Aku turut bahagia. Ada qoute yang membuatku tersenyum lega adalah:
"Dibalik cewe yang ga bisa move on, ada mantan yang hebat dibelakangnya. Tepi dibalik cewe yang bisa move on, ada orang yang lebih hebat dari mantannya."
I hope thats truee! :D pasti memang demikian. Dan ini hanya masalah waktuu :) bismillah ya pelan pelan Allah permudah o:)
Selamat kak dika dan mas tian. Be longlast ya bahagia sampai akhirat yaa. Doakan semoga aku lekas demikian :))
Target
Live our best life today, it leads us to ur best future.
Aku jahat
Aku jahat. Tak bisa mengontrol kalimatku untukmu.
Aku jahat. Membiarkan egoku merasukimu.
Aku jahat. Menyudutkanmu hingga kau sadar salahmu.
Aku jahat. Tidak memberikanmu kesempatan membela diri.
Aku jahat. Sekali lagi aku jahat.
Mungkin hanya aku yang terlalu berani menampar dirimu dengan kata-kata.
Mungkin hanya aku yang menahan urat maluku hanya demimu.
Mungkin memang aku didekatkanmu hanya untuk membuat matamu lebih lebar.
Aku jahat. Semoga jahatku tidak membuatmu jera.
Terima kasih membiarkanku tetap jahat padamu.
Semoga tidak ada lagi kejahatan manis yang kau perbuat.
Salut
Boleh kah saya mengagumimu? Iya ada rasa kagum yang muncul dariku terhadapmu. Perkenalan kita hanya singkat. Percakapan kita juga sesaat. Tapi diantara kita terlibata hastrat yang saling tertahan secara ketat.
Saya masih mengingat setiap bait kalimat yang kau utarakan. Dan saya juga masih berdebar kala membacanya. Kalimat yakin dan tampak terarah. Dan semakin kesini semesta menunjukkan kebalikannya kepada saya.
Saya salut karena kau masih mempercayakan semesta dengan isinya dikala tak ada tali erat yang kau pegang. Saya juga salut kala tahunya saya adalah tak tahunya engkau yang merupakan hal menyakitkan, namun kau masih berdiri diatasnya. Saya juga salut bahwa ada yang kembali kepadamu kala dia lelah tak tertahankan tanpa kau memintanya. Saya salut pada kau yang bisa memgira membuatnya satu kala ada yang menjadi rupa-rupa dihadapan saya.
Sungguh saya berdecak diantara kagum dan miris.
Tentang percakapan kita beberapa bulan lalu, saya tak menyesal. Jika Allah mengizinkan, saya justru ingin mengenal engkau lebih. Semoga segala yang engkau pegang kelak membuahkan hasil bersamanya dan membuatnya jauh lebih baik. Kala itu saya tak bermaksud menjauhkan kalian. Maka, jika ini mendekatkan kalian, saya bersyukur. Semoga kelak memang hanya ada engkau dan dia, bukan lainnya lagi. Namun jika bukan dia, maka akan ada lainnya.
Dan yang lebih saya saluti bahwa engkau telah membuatnya terperangkap tak bisa keluar. Hebat ya. Selamat ya :)
Semoga Allah selalu melindungi kita semua.
Dandelion
Aku tak menyadari bahwa bunga layu itu adalah dandelion.
Dandelion cantik, dandelion rapuh.
Kala angin menghempasnya, kelopaknya pergi satu per satu. Ia pergi disaat yang tepat. Kepergiannya tak hanya meninggalkan batang seorang diri, tapi ia menebar benihnya dilain tempat. Bahkan, dalam prosesnya terombang-ambing diudara, ia masih tetap tampak cantik dan elegan dengan caranya. Dari satu batang dandelion, ia akan menumbuhkan puluhan dandelion lain. Memberi keindahan lain bagi alam.
Selamat berpetualang terhempas udara, semoga lekas dimantapkan pada lahan yang terbaik agar kau mampu membahagiakan semesta.
dandelion |
Parompong !
Subhanallah ya :) |
Dan ini hasil foto-foto di jalan KAA |
Aku dan Old Cardo - Bima - alek - mas ari as coach - mas bayu - hamdani |
Old Cardo, Kuda Spanyol yang ganteng :3 |
Obliviate
Adalah lupakan kala aku stuck tak bisa menuliskan banyak hal disini. Rasanya ganjal sekali kala rangkaian kata tak mampu aku ketikan disini. Banyak yang bisa dicurahkan tanpa perlu mengkhawatirkan komentar orang. Tapi berkomentarlah jika memang kau mau. Mungkin ini teguran dariNya, kala aku lupa bercerita denganNya (QS 12 : 36)
Niat Yaa
Mantapkan niat ya. Sekali lagi niat yang harus dimantapkan. Bukan rasa ingin, tapi niat ya. Bahwa saya baru sadar, ketika niat akan kalah dengan keinginan. Bahwa Ia juga tahu akan kebutuhan manusia-Nya. Bahwa tak selamanya yang diinginkan kita adalah baik untuk kita.
Sering kali kita terjebak dalam maksud hati berbuat kebaikan. Tapi masih ingat kah, maksud hati itu didasari oleh niat atau hanya sekedar mencari pujian sesama. Godaan sangat dekat ya, tak pandang bulu.
Sungguh, tak mudah memang menjalankan niat. Hanya Allah sebenarnya yang tahu.
Jika belum bisa diutarakan dalam kata, maka haturkan lewat doa saja. Allah jauh lebih mengerti. Insya Allah akan disimpan dalam toples-toples doamu yang akan diwujudkan setiap saat.
Kepada siapapun yang sedang berjuang, jangan lupa mantapkan niatmu :)
Selamat berakhir pekan.
With Love,
Agustin P
Seuntai Doa
Mungkin aku sedang lelah dan tenggelam dalam kesibukanku. Sampai sampai akhir-akhir ini aku lupa mendoamu. Tapi satu yang selalu kusampaikan padaNya: "semoga Allah membukakan mata, hati, dan pintu batinmu. Jika memang kisahmu kini tidak membuahkan hasil, dengan izinMu semesta akan menyapamu lagi lebih keras."
Berlebihan? Maafkanlah. Ini adalah doa yang sama, yang kupanjatkan beberapa tahun silam. Ia lantas terbang sendiri, bersama kebahagiaannya dimasa kini. Mungkin, hal yang sama akan terjadi pula padamu sa.
....
Ya Allah. Jika saya diberikan amanah, semoga saya bisa menjadi yang fatanah. Izinkan saya tetap sehat.
Jika kesibukan saya menjauhkan saya dengan kerabat, semoga masih tetap hangat tanpa perlu perjumpaan yang lama.
Semoga saya tetap dan selalu dekat dengan Engkau. Dan segala sibuk saya juga hanya berpusat pada Engkau. Dan semoga tak ada embel embel untuk disanjung sesama.
Aamiin
Maka, Terjawablah
Aku masih menikmati tawa kita dengan lantang. Tak peduli saat aku mengumpat, kau hanya tertawa terbahak. Malam yang cerah untuk memulangkan rindu ini padamu.
Tentang titipan salamku pada sesorang adalah bercanda, justru kau berteriak kala dia tiba. Teriakan yang kau tujukan pada orang yang menjadi subjek kita malam ini. Teriakanmu membuatku mengumpat lebih serius.
Derap kakinya menghampiri kami.
Masih seperti dulu. Jantungku terpogoh-pogoh, kakiku mendadak tak berlutut. Aku menyapa sejadinya, karena lidah dan otak ini menjadi kaku karenanya. Dari bibirku hanya keluar kata tak jelas. Dia menjawab sekenanya dengan muka absurdnya. Mukaku masam. Aku tak sampai hati.
Dia berlalu meninggalkan kami. Lalu kau terperangah melihat kepanikkanku. Mukamu menunjukkan rasa bersalah yang dalam. Sedangkan aku masih kikuk. Ada perasaan yang tak tentu kala dia menghampiriku. Dan aku tak bisa menutupi itu. Panikku membuatku mengancammu, dan kau mengiyakan dengan lemas.
Ketakutanku terjawab sudah setelah sekian lama kau penasaran. Bahwa tanpanya aku baik baik saja. Namun, berjumpa dengannya adalah momok bagiku. Maka dengan ini aku tak perlu menjelaskan alasannya lagi bukan. Terima kasih tetap dibelakang terpaku menjaga pandanganmu untukku. Semoga kalian baik baik saja.
Memegang Mimpi
Aku goyah bak daun tertiup angin.
Aku mendadak berhenti berpikir.
Rupa-rupa
Aku kira kau hanya satu. Namun kau berjuta rupa. Jutaan rupa yang mampu kau suguhkan dengan sempurna kepada banyak pasang mata. Akan tampak sangat menawan jika hanya melihatmu sesaat. Dalam waktu yang lebih lama dapat menyebabkan keterbuaian. Sedang dari kacamataku, perlahan aku mulai melihat wajah aslimu. Aku terbelalak. Ternyata kau begitu. Dugaanku runtuh. Harapku mengendur.
Apakah benar kamu seperti itu? Aku masih tak percaya. Seolah dia mengagungkan dirimu bahwa kau adalah segalanya. Bagian mana ya? Aku penasaran. Bersyukur, masih ada yang membanggamu. Ada dia juga yang menyimpan namamu dalam doa. Ada dia lainnya pula yang berharap atas dirimu. Selamat jika begitu. Ini tanda bahwa rupa rupamu membuahkan hasil. Menyenangkan ya memerankan dirimu. Semoga tidak akan ada lagi yang terjebak, terpaku, sampai tak bisa bangkit, ya :)
Bercerita Mimpi
Pernah kuceritakan mimpiku padamu. Iya mimpi dalam waktu dekat ini yang ingin aku upayakan. Tentang setiap langkah yang sedang aku injak. Tentang setiap proses yang sedang aku matangkan. Tentang angan masa remaja yang harus aku wujudkan. Tentang segala kebaikan yang selalu kami lakukan. Tentang segala upaya yang kami lakukan tanpa bersaing dengan siapapun.
Semua itu aku ceritakan padamu selama satu jam kala air menghujani jalan pulang. Segala mimpi itu mampu kau tanggapi dengan logikamu. Dan malam itu juga, pandanganku terbuka lebih lebar dari sebelumnya. Ada semangat yang membara lebih dari sebelumnya. Iya, ada dirimu yang mengarahkanku.
Satu jam itu membuatku bercerita tentang mimpiku dan kau menjadi pendengar yang sangat baik. Kau juga tampaknya menikmati ceritaku.
Dan untuk pertama kalinya, aku berani bercerita tentang mimpiku pada seseorang yang belum lama kenal. Apakah itu kau? Bahkan aku belum bercerita tentang aku dimasa lalu. Perlukah? Semoga tidak.
The Carnival
Cowboys A dan Cowboys B |
Pegasus |