harapan kosong
hari ini atau esok, bahkan lusa, harapan kosong ini akan selalu ada agar kita tak banyak kecewa dan memendam lara.
- Pada Hari Jumat yang Berkah
Selamat Pagi
Selamat Pagi, Mas.
Pagi ini terlalu malas untuk beraktifitas, bagiku, bukan bagimu. Aku tahu kehilangan membuat kita berduka. Tapi apalah kita, hanya secuil dariNya bahwa apa yang Tuhan hilangkan malam itu, adalah miliknya. Kita hanya dititipiNya bukan? Mengapa bersedih terlalu dalam. Semoga ada rejeki yang jauh lebih baik ya Mas. Semoga Tuhan masih percaya pada kita. Aamiin
With love,
ap
Hai
Hai. Mari dimulai dengan Hai. Kata sederhana. Bermuatan positif bisa negatif.
Sudahkah semua ini keputusan yang tepat? Yakin lah sudah. Karena tak ada alasan untuk kembali mengorek2 catatan lama, mungkin tentang sebuah perjanjian atau ucapan atau cerita. Tepat dan terlalu cepat kah? Tak ada alasan pula untuk berpikir dua kali untuk apa yang Tuhan tampakkan didepan mata. Mengapa?
......
Siapa sangka
Siapa sangka, bahwa Tuhanku benar adanya. Aku pun sempat bertanya. Tapi kali ini tidak. Begitu kontras, tapi memang begitu adanya. Tuhan begitu benar adanya, sampai kadang kami acuh, bahkan lalai.
Siapa sangka, Tuhanku pernah mengucilkanku. Benar Dia mengombang ambingkanku. Tapi benar Dia begitu mencintaiku. Jika tidak, Dia takan membiarkanku begitu.
Bak kijang melompat lompat, kami lakukan demi meminta jaminan selama sehari penuh. Dan Engkau nyata dengan sinar beragam rupa. Tak perlu kami berubah wujud, jadikan kami kuat, maka cukuplah mengarungi hari.
Terima kasih Tuhan
Jeda
Sepertinya memang butuh jeda.
Diantara kalimat kalimat ambigumu.
Berderet ribuan makna.
Makna yang bisa jadi tak sehalus belaian dan kecupmu.
Ku takut memaknaimu. Menimbulkan perih bagiku. Naifku tak kunjung memberikan makna baru yang begitu ku tunggu.
Jeda. Biarkan aku dan kamu sejenak berada digaris putih. Berhenti memaknai. Tapi ku tak bisa.
A half of complitement
Setelah cukup lama dibolakbalikkan hati ini olehMu, aku berserah. Sesungguhnya aku berserah sejak beberapa bulan lalu. Dan sampai saat ini kuharap Engkau selalu memantapkan langkahku.
Adalah Engkau Sang Penyayang yang menciptakan kami berpasang pasangan. Sang pembolak balikan hati kami. Sang penunjuk rasa nyaman, tentram, hingga Engkau memunculkan rasa kasih dan sayang. Engkau yang menciptakan kami dari tulang rusuk turunan Adam. Engkau yang menjadikan kami berpasangan dari masing-masing golongan diantara kami. Sesungguhnya Engkau telah menjelaskan segala galanya bagi kami kaum kaum yang berpikir. Dan segala yang telah Engkau sebutkan tidaklah ada yang merujuk pada keduniawian. Dan dari sekian banyak bualan kami, hanya ada empat kriteria yang Engkau perintahkan bagi kami memantapkan hati. Dan sesungguhnya nikmatmu bukan hanya pada kaum berfikir tetapi juga bagi kaum yang membuka hatinya. Dan sesungguhnya pula Engkau bukanlah pengingkar janji seperti kami. Sesungguhnya Engkau Sang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Tuhan, ada banyak manusia yang berharap harap kepadaMu, dan kami salah satunya. Ada usaha yang ingin kami lakukan agar bisa meniru nabi kesayanganMu. Dan ini salah satu bentuknya. Mungkin kami terlalu muluk untuk bisa seperti keluarga Nabi Ibrahim ditengah krisis mental saat ini. Tapi ijinkanlah, kami menjaga perjanjian ini selamanya. Ijinkan kami selalu jatuh cinta kepadaMu agar kami tidak lupa bahwa kami berasal dari cinta dan ridhoMu. Ijinkan kami senantiasa menjadi manfaat bagi sesama agar kelak, kami lebih mudah bertemu dan dipersatukan dengan keluarga kesayangan Engkau. Terima kasih atas segala nikmat kasih dan sayangMu. Ijinkan aku selalu bersyukur dan tidak kufur. Aamiin ya robbal alamin.
3 September 2016
20 hari menuju satu
Demam
Malam ini entah demam yang keberapa dalam dua bulan terakhir. Rasanya dia semakin sering mampir padanya yang sulit menjaga diri. Sedang aku baik baik saja, tampaknya. Didalamku bergejolak banyak hal. Bungah. Risau. Hampa. Dan segala pikiran pikiran liar mencuat dari berbagai relung memori. Lagi lagi seolah ingin bertengkar dengan damai.
Demam seolah menjadi tanda tanya yang besar akan kekuatan tubuhmu. Ada apa denganmu, Cinta? Dia bukan Cinta, seorang yang berperan begitu cantiknya. Dia cinta. Dia yang memberikan kenyamanan lalu cinta datang, tanpa diminta.
Wahai demam, mengapa engkau tak pergi. Enyahlah dari cinta. Tak usah kau berbaik hati menemaninya. Atau kau sedang menguji kami. Menguji ketulusanku untuk cinta. Tak usah kau uji. Aku serahkan padaNya agar aku mencintainya karenaNya.