Jumat, 28 Agustus 2015

Agustus

Agustus.
Jika dibilang ini bulanku, tak sepenuhnya. Ini bulan kita semua. Hanya saja aku diberi kesempatan lahir dibulan ini. Terlebih lagi namaku jelas sekali mengarah pada bulan Agustus ini.

Agustus.
Selamat datang dibulan Agustus calon gadis cantik. Berbaik hati sekali Tuhan mendatangkanmu dibulanku. Aku kira kau akan datang september nanti, sama seperti ayahmu. Aku melihatnya sebagai pengingat dari Sang Khaliq untuk ayahmu melalui kau.  21 Agustus (jika aku tak salah) adalah kebalikan dari tanggalku. Pasti sampai tua nanti dia akan selalu mengingat tanggal kita, yang berkebalikan itu.

Semoga kau memiliki kehidupan yang lebih baik dari ayahmu. Semoga dengan hadirmu segala kekakuan dan kebekuannya bisa kau lelehkan. Semoga kau bisa banyak mengajari ayahmu tentang kehidupan dalam lingkup kecil, keorangtuaan dan hal hal lain yang tak sempat kusampaikan padanya. Bawalah kebaikan sebanyak banyaknya.

Tuhan begitu adil ya. Ketika dahulu ada yang mendamba jagoan namun gadis yang muncul. Kurasa Ia bermaksud untuk mengajarimu akan aku, melalui gadismu. Kuharap gadismu tumbuh dengan cerdas agar dia mampu menangkas segala godaan makhluk jahat yang tak selamanya bisa kau bentengi. Peliharalah dia sebagaimana kau memelihara egoismu agar tetap menang.

Berbahagialah!

Sabtu, 22 Agustus 2015

Day by Day

When day by day going commonly without something special, that can be mean that our day going to better. But sometimes we feel not really alive although we were live in this life. It can be caused by a thing which only yourself who know the reason. A reason which never has an answer. A answer which can be appear during life. So, that is all mean that our soul (perhaps) being upheaval.

So, let me sing to cure my own, without any explanation from you.
Senin, 17 Agustus 2015

Self Blooming

Wanna bloom your self? Try selfie. Nowdays, selfie is so popular. Take a picture by your own gadget really cure you from feeling blue. You can make your emoticon by your face. That's up to you wanna look pretty, ugly, annoying, silly, smart thats depend on you. So, i called it self blooming. Bloom your day and get your mood back. And this kinda annoying face from me who had bad mood today. But, i got it back. Thanks God, I am in era modern. Huahaha.
(Pardon me, if you really sick see my face)

Minggu, 16 Agustus 2015

Blue

I love blue. Really love those kind of blues. Sky. Water. My suit full of kind of blue. I dont know why, but blue can bring some happiness in my life.
This night, blue comes. Blue feeling. If you know what i mean. How sick you are and really not comfort with anything arround you, i called it blue feeling. I cant say too much here, but this blue feeling already grab my mood and bring some uncozy feeling. And bad one when writting these word, i dont know exactly what i wanna say. So sorry, blue feeling make me like zombie.

Kamis, 23 Juli 2015

Kesepakatan Kami

Beberapa hari lalu terjadi pembicaraan yang panjang, dalam, dan begitu mengharukan. Cerita panjang mengalir dari dua mulut manusia yang dilanda gusar bab pria. Banyak cerita yang begitu lihai tertuturkan, tak sama namun serupa.

Hingga pada akhirnya, kami pun sepakat.

Bahwa kenyataan dalam menjalin sebuah hubungan tidaklah semudah bualan yang dituturkan para pemberi nikmat ulung. Bahwa ada sesuatu lebih dari sesuatu yang harus dijaga lebih dari apapun sebelum hingga akhirnya bisa dijaga bersama secara halal. Bahwa jelas tak mudah menjalin hubungan tanpa ada pengikat apapun justru malah nafsu yang disertamertakan bersama nama cinta. Bahwa sebaik-baiknya pribadi adalah dia yang mampu menjaga diri dengan baik jauh dari godaan setan yang berkelana dengan berbagai bentuk cobaan. Bahwa menjadi satu pun bukan perkara mudah seperti membeli permen karena perlu melibatkan banyak subjek pendukung sebelum cinta bersemi bukanlah hanya dua insan yang merasa dimabuk cinta. Bahwa jatuh atas nama cinta pun tak lah seelok cupid yang berterbangan menebar benih asmara karena lebih baik jatuh cinta karenaNya.

Kami percaya bahwa manusia telah diatur sedemikian rupa oleh Allah sang pencipta dimana jodoh, rejeki, hidup, dan mati telah diketuk palukan olehNya, sehingga kami tak lah perlu memusingkan hal-hal tersebut.

Hanya Tuhan yang tahu betapa jenuhnya kami atas segala hal-hal yang membuat kami mudah sekali dibolakbalikkan perasaannya.

Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi 'alad dinika wa 'ala tho'atika


Ruang Rindu
Agustin Pratiwi

Rabu, 15 Juli 2015

Selamat ya

Selamat malam duhai bintang dan bulan yang berpendar menyinari jalan kita. Selamat malam hai pria berambut pendek. Selamat mengarungi tanah rantau. Selamat berkelana membawa kebaikan. Selamat mengempaskan segala pikiran di atmosfer rindu. Selamat mengepakkan sayap dalam balutan doa dan asa. Selamat juga terlah mampu menciptakan kikuk tak biasa. Selamat.

Dan terima kasih.
Selasa, 07 Juli 2015

Ikhlas (?)

Jadi, mengikhlaskan seseorang yang terkasih merupakan hal terberat, ya? Bukan hanya dia yang kau puja sebagai dambaan hati, tetapi mengikhlaskan dia darah kandungmu, bukan perkara mudah ternyata.

Bayangkan saja, ketika anugrah terindahNya yang kau hadirkan dalam kehidupanmu, tiba-tiba diminta oleh orang lain yang belum tentu kau kenal dekat. Sesungguhnya dia meminta dengan halus, pun dengan sungguh. Permintaan sederhana nan berat. Dia memohon begitu dengan rangkaian kata lembutnya, sembari menyodorkan segala lembar persetujuan. Kurasa ini perampokan yang halus dan benar-benar terrencana.

Maka, dengan perampokan itu, ada yang terjatuh. Bukan hati, namun jiwa menjadi  sakit. Bukan terjatuh hati karena menyatukan dua insan atas nama agama, tetapi jatuh akan pikiran yang meragukan kebesaranNya. Pun sebagai manusia yang sudah begitu lekat dengan, ayat suci Qur'an dan hadist, menjadi terhuyung tak percaya. Semudah ini, Ia membolak balikan hati manusia.

Atas nama Allah, dia harus melepaskan. Meski hati tak ikhlas. Atas nama Islam, dia harus membiarkan putri tercintanya diambil paksa oleh seorang pria. Atas nama Ayah, dia menangis meskipun dia harus memasang raut palsu demi kebahagia sang putri.

"Saya sebenarnya belum lah ikhlas, jika pun dia harus menikah sekarang. Bagaimana bisa jika keduanya belumlah tuntas. Saya merasa bakti saya kepada anak belum lah maksimal. Saya juga masih ingin merasakan hangatnya anak, sebelum memang benar-benar dinikahi pria. Tapi, yasudahlah..."

....

Maka, dengan ini nikmatilah keluargamu. Sayangi mereka, sebelum nanti ada yang masuk. Atau ada yang harus pergi.

....

 

Blog Template by BloggerCandy.com